Mohon tunggu...
Noer Wahid
Noer Wahid Mohon Tunggu... Penulis lepas di usia senja - Wakil Ketua Persatuan Perintis Kemerdekaan Indonesia Cabang Sumut - Ketua Lembaga Pusaka Bangsa -

Seorang sepuh yang menikmati usia senja dengan aksara. E-mail ; nurwahid1940@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akar Pancasila Itu Marhaenisme

7 Januari 2018   16:30 Diperbarui: 7 Januari 2018   16:36 4413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (gmnibanjarmasin.blogspot.com)

Karena masih ada satu persoalan lagi yang belum tuntas maka perlulah ideologiMarhaenisme tersebut diklarifikasidengan adanya tuduhan yang mengatakan bahwa Marhaenisme itu adalah ideologi komunis.

Tentu saja tudingan itu beralasan, karena dahulu sewaktu Soekarno berkuasa sempat Marhaenisme tersebut dirumuskan dengan "Marxisme yang diterapkan dalam situasi dan kondisi di Indonesia".

Lalu, oleh mereka yang menganut paham Marhaenisme pada waktu itu sempat mengatakan bahwa "Marxisme yang diterapkan"tersebut hanyalah sebagai "pisau analisa"saja untuk membedah situasidan kondisiuntuk mendapatkan fait accomplidari semua hal sehingga bisa dijadikan sebagai ukuran.

Sebelumnya, terlebih lagi sewaktu Marhaenisme itu dilahirkan, tak pernah kita mendengarkan adanya rumusan seperti itu. Rumusan itu baru datang belakangan sesudah Revolusi Soekarno mengalami eskalasi.

Timbul pertanyaan, kalaulah memang Marhaenisme itu adalah "Marxisme yang diterapkan", mengapa pada masa Orde Barudahulu tidak sampai dilarang oleh Soeharto dan PNItidak dibubarkan. Jangan mengatakan Soeharto masih punya belas kasihan, yang demikian itu bukanlah bicara politik.

Selama PNImasih hidup semasa Orde Baru dahulu rumusan tentang "Marxisme yang diterapkan"itu dihapus dari ajaran Marhaenisme. Kaum Marhaenissendiri tidak mempersoalkan karena situasinya berbeda. Bukan zamannya melakukan debat politikkarena Penguasa pada waktu itu otoriter.

Tetapi, dari segi teoritis, kita melihat "Marxisme yang diterapkan dalam situasi dan kondisi di Indonesia"itu tidaklah secara total"Marxisme"tadi diterapkan. Sisi yang lain dari ajaran "Marxisme"tersebut tidak digunakan untuk melakukan analisismelainkan hanya sebatas "Historis Materialisme"saja.  

Kalau tidak secara total"Marxisme"tadi diterapkan, mengapa harus ribut. Tidak ada diadopsifaham "Materialisme"yang ada didalam ajaran "Marxisme"itu.Sebab, sudah jelas-jelas faham "Materialisme"itu antiagama. Sudah pasti tidak mungkin diakuisisikarena didalam Marhaenisme tersebut ada sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

Walaupun begitu tanpa "Marxisme yang diterapkan"tadi Marhaenisme itu tetap saja validkarena dia saat ini sedang mencari bentuk baru, mencari rumusan baru, untuk mengembangkan Marhaenisme tersebut menjadi suatu ideologi alternatifjika Pancasila mendapat tantangan berat.

Kita yakin, masa depan Marhaenisme akan mendapat tempat lebih validlagi dari yang sekarang ini karena ideologiitu mewakili masa lalu, masa kini, masa depan, yang tidak diragukan lagi.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun