malam menggetar jiwa
di relung daun sukma, menelusupkan pasrah
pada angin membasah embun
dingin menusuk iga-ku
pancarkan sembab, semburkan tangis
aku bukan siapa-siapa tanpa doa
di kesunyian sepi kuselimuti lisanku
diam bukanlah kata-kata tertidur
selain berjejer menanti telatah rindu
memalingkan mata, ragaku semakin gelisah
seharusnya kutelisik serpihan malam