Mohon tunggu...
Moch Tivian Ifni
Moch Tivian Ifni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis and pebisnis

Saya suka menulis apapun itu. Sekarang mencoba untuk memulainya dari nol. Mohon bimbingnya para pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Duka Sang Pelangi

24 April 2023   16:21 Diperbarui: 24 April 2023   16:29 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pergi lah Vian ke tempat test dengan perasaan yang tak karuan di hatinya, mengingat ayahnya sedang terbaring sakit, Ia pergi dengan menaikki angkot karena motor kesayangannya berada di rumah.

Di tengah perjalanan, terdengar suara handphone berbunyi, pertanda ada pesan masuk. Ternyata pesan singkat itu dari Alif. Dalam pesan singkat itu, Alif mengatakan bahwa ia akan meminjamkan uang namun tak bisa banyak karena ia juga butuh untuk pembayaran uang kuliahnya bulan depan. Perasaan yang bingung mencari tambahan biaya rumah sakit ayahnya sekarang menjadi sedikit lega.

Sesampainya di tempat test, Vian turun dari angkot melihat begitu banyak para peserta test yang akan mengikuti seleksi.

"Apa aku bisa lolos?" Pikirnya dalam hati sembari masuk ke kantor.

Vian dan beserta seluruh peserta masuk ke dalam ruangan test untuk mengikuti test tahap awal yaitu test tulis.

Mereka semua duduk di kursi yang ada dan mulai dengan arahan panitia test tentang seperti apa prosedur test yang akan di lalui hari ini. Semua prosedur telah dijelaskan, lembar soal test telah dberikan, ia dan seluruh peserta mulai mengerjakan lembar soalnya.

Vian yang daritadi cemas memikirkan kondisi ayahnya di rumah sakit, terlihat kurang fokus dalam mengerjakan soal test. Meski begitu, semuanya dikerjakan dengan baik sembari berharap hasilnya juga baik.

Tahap demi tahap telah Vian lalui mulai dari test tulis sampai test interview dengan lancar. Hasil dari test ini tidak di umumkan langsung hari ini namun menunggu paling lama tiga hari setelah test dilakukan melalui pesan singkat bagi peserta yang lolos menjadi kurir.

Waktu sudah menunjukkan pukul satu siang, bunyi perut sudah mulai terdengar, tanda ingin di isi. Vian pun pergi ke kantin kantor untuk mengisi perut yang sedari tadi pagi belum terisi apa-apa.

Vian makan dengan menu sederhana berlauk pauk kan tahu dan tempe serta telor ceplok ditambah sambal pecel.

Sambil ia menyantap makanannya, Vian melihat handphone. Ternyata ada pesan singkat masuk, dari Alif dan Vida.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun