Siang ini ... Sengaja aku curi cahaya matahari Tanpa memedulikan apa-apa
Kita abai dulu segala rindu, terlebih yang mengabu di langit matamu
"Di kedai itu ... Seorang lelaki memesan rindu". Baca selengkapnya di sini
Dua cangkir teh berselancar dengan pagi Dalam gulungan percakapan kali ini
Saat aku lipat kenangan purba. Dirimu yang menjadi cahaya
Dari bocah kecil di Hari Raya yang girang mengenakan sepatu
Hendak menulis apa aku ini ketika duka tak tampak di sini
Masa kemarau lama menyerang. Dompet dan saku ikut meradang
Di tepian hari yang sepi. Seorang gadis lalu memilih pergi
Sore tadi, di kota paling sepi sampai malam selarut ini
Aku tulis sepucuk surat cintaBersampul biru, pitanya jinggaWarna yang sengaja aku curi
Di antara letih kembara Pada lembar-lembar semesta
Apa kabar masa lalu? Kembali aku singgah di berandamu, Sekadar menepikan kenanganJuga melepas rindu yang tertahan
Kau terus saja berlari, Tetapi langkahmu tak pernah kembali
Seseorang pun merasa lega, cahaya matahari telah dia pegang
Sebait puisi mengetuk jendela pagi mengabarkan duka hari ini
Sedikit bahagia yang aku punya, Dari sepasang tenang
Ketika angin desirkan harapan, khidmatlah dia halau kepedihan
Malam kesekian, udara masih sama. Gigil berdiam diri di sudut kota
Seseorang mencemaskan kehilangan, Sesekali, dia rasa seperti hukuman