Is sudah tahu, waktu sedang memungutnya, selembar demi selembar
Hanya ingin menghitung jarak, dari jendela ke bulan
Perihal menemukan dirimu yang utuh di tengah semua kehilangan
Mengapa manusia begitu sering menyembunyikan kata-kata di dalam dada
Di saku celana hanya berisi udara juga doa-doa yang masih sama
Seseorang menambatkan letih perjalanan ... nun, di dalam keikhlasan
Sebentuk ingatan seseorang, berdiam di kegalauan yang panjang
Ketika cinta bukan sebagai bahagia, seperti yang pernah diucap dalam lirih doa
Kita tak pernah benar-benar memilikiny
Setiap yang hilang adalah jejak untuk pulang
Aku adalah perpanjangan tangan dari kebohongan-kebohongan
Kami di sini sibuk merdeka, dari akal dan nurani
Sebotol Berisi Karya, merupakan cerpen yang menceritakan perjalanan Karya dalam membuat karya-karya indahnya
Hingga akhirnya langit menakik waktu, membabat kisah lama menjadi abu
Segala tentang ketidakpastian katanya, "Biar aku adukan pada Tuhan."
Matahari begitu lelah dan memucat, tak benar-benar memburaikan hangat.
Selepas azan magrib, seribu doaku ingin berkarib namanya
Dengan segenap degup di dada, seseorang mencari di mana Tuhan berada
Di cekung matanya telaga, tempat menampung sendu senja.