Mohon tunggu...
Viki Hana
Viki Hana Mohon Tunggu... Kuliah

Makan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menangkal akar radikalisme agama di tengah gelombang modernisasi

10 Oktober 2025   01:25 Diperbarui: 10 Oktober 2025   00:18 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
poto data analysis,sumber : chat gpt

ABSTRACT

The phenomenon of religious radicalism in the era of modernization has become a serious challenge to social stability and national unity in Indonesia. Modernization, characterized by technological advancement and the rapid flow of global information, has provided easier access to knowledge but also created space for the massive spread of extremist ideologies through social media. This study aims to analyze the root causes of religious radicalism and identify effective strategies to counter it. The method used is a qualitative literature study by reviewing various academic publications, government reports, and previous research. The analysis shows that the main factors driving radicalism include social inequality, narrow religious education, and low digital literacy among society. Effective preventive measures include strengthening religious moderation education, improving digital literacy, and promoting interfaith collaboration. Through these efforts, society is expected to face modernization wisely without losing the essential values of tolerance, peace, and humanity.

ABSTRAK

Fenomena radikalisme agama di era modernisasi menjadi tantangan serius bagi stabilitas sosial dan kebangsaan di Indonesia. Modernisasi yang ditandai oleh kemajuan teknologi dan arus informasi global, di satu sisi membawa kemudahan akses pengetahuan, namun di sisi lain juga membuka ruang bagi penyebaran ideologi ekstrem secara masif melalui media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akar penyebab munculnya radikalisme agama serta mengidentifikasi strategi efektif dalam menanggulanginya. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dengan menelaah berbagai literatur, jurnal ilmiah, dan laporan resmi dari lembaga pemerintah maupun penelitian terdahulu. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor utama penyebab radikalisme meliputi kesenjangan sosial, pendidikan agama yang sempit, serta lemahnya literasi digital masyarakat. Upaya pencegahan yang efektif meliputi penguatan pendidikan moderasi beragama, peningkatan literasi digital, dan kerja sama lintas agama. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan masyarakat mampu menghadapi arus modernisasi tanpa kehilangan nilai-nilai toleransi dan kemanusiaan

PENDAHULUAN

Fenomena radikalisme agama di Indonesia menjadi isu yang sangat penting untuk dikaji karena memiliki implikasi langsung terhadap stabilitas sosial, politik, dan kehidupan berbangsa. Dalam konteks negara yang majemuk, radikalisme agama dapat mengancam kohesi sosial dan nilai-nilai kebhinekaan yang menjadi dasar berdirinya bangsa Indonesia. Menurut Nasir (2016), radikalisme agama merupakan paham keagamaan yang berpijak pada interpretasi sempit terhadap ajaran agama dan cenderung menolak perbedaan, bahkan menggunakan kekerasan dalam mencapai tujuan ideologis.

Kemajuan teknologi informasi dan proses modernisasi telah mengubah cara masyarakat dalam berinteraksi dan mengakses informasi. Di satu sisi, modernisasi membawa kemajuan dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan komunikasi. Namun di sisi lain, perkembangan teknologi juga membuka peluang bagi penyebaran ideologi ekstrem melalui media sosial dan ruang digital. BNPT (2022) melaporkan bahwa lebih dari 60% konten radikal disebarkan melalui platform daring yang menargetkan generasi muda, terutama pelajar dan mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa radikalisme tidak hanya berkembang di ruang fisik, tetapi juga dalam ruang maya yang sulit diawasi secara menyeluruh.

Radikalisme agama juga tidak dapat dilepaskan dari faktor sosial-ekonomi dan pendidikan. Ketimpangan ekonomi, ketidakadilan sosial, serta lemahnya pendidikan karakter menjadi lahan subur bagi tumbuhnya paham radikal (Setara Institute, 2023). Banyak penelitian menunjukkan bahwa individu dengan tingkat pendidikan rendah dan akses informasi terbatas lebih rentan terhadap indoktrinasi ekstrem. Di sisi lain, pendidikan agama yang menekankan dogma tanpa disertai nilai-nilai kemanusiaan turut memperkuat kecenderungan intoleransi di masyarakat.

Pendidikan moderasi beragama menjadi salah satu solusi penting untuk mengatasi persoalan ini. Menurut Kompas.com (2023), penerapan nilai-nilai moderasi dalam pendidikan dapat membentuk generasi yang toleran, terbuka, dan menghargai keberagaman. Selain itu, penguatan literasi digital juga diperlukan agar masyarakat mampu menyaring informasi dan menghindari penyebaran hoaks serta narasi kebencian di dunia maya.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akar penyebab munculnya radikalisme agama di tengah gelombang modernisasi, serta mengidentifikasi strategi efektif dalam mencegah dan menanggulanginya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penguatan nilai-nilai toleransi, kebangsaan, dan kemanusiaan di masyarakat Indonesia yang plural dan dinamis

KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun