Mohon tunggu...
Viki Hana
Viki Hana Mohon Tunggu... Kuliah

Makan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menangkal akar radikalisme agama di tengah gelombang modernisasi

10 Oktober 2025   01:25 Diperbarui: 10 Oktober 2025   00:18 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
poto data analysis,sumber : chat gpt

Keunggulan metode ini adalah fleksibilitasnya dalam memahami fenomena sosial secara mendalam tanpa batasan ruang dan waktu. Namun demikian, penelitian ini memiliki keterbatasan pada aspek data empiris, karena tidak melibatkan responden secara langsung. Oleh sebab itu, hasil analisis lebih bersifat konseptual dan teoritis, tetapi tetap memiliki kontribusi signifikan dalam pengembangan kebijakan pencegahan radikalisme di Indonesia.

langkah-langkah penelitian ini meliputi:

  • Identifikasi sumber – menyeleksi literatur dan dokumen yang relevan dengan tema radikalisme agama.
  • Klasifikasi data – mengelompokkan hasil bacaan ke dalam kategori faktor penyebab, dampak, dan strategi pencegahan.
  • Analisis tematik – menganalisis hubungan antar faktor menggunakan teori sosial dan teori pendidikan moderasi beragama.
  • Penarikan kesimpulan – menyusun hasil analisis untuk memberikan gambaran komprehensif tentang strategi menangkal radikalisme di tengah modernisasi.

Keunggulan metode ini adalah fleksibilitasnya dalam memahami fenomena sosial secara mendalam tanpa batasan ruang dan waktu. Namun demikian, penelitian ini memiliki keterbatasan pada aspek data empiris, karena tidak melibatkan responden secara langsung. Oleh sebab itu, hasil analisis lebih bersifat konseptual dan teoritis, tetapi tetap memiliki kontribusi signifikan dalam pengembangan kebijakan pencegahan radikalisme di Indonesia.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Hasil kajian literatur menunjukkan bahwa radikalisme agama di Indonesia merupakan fenomena multidimensional yang dipengaruhi oleh faktor ideologis, sosial, ekonomi, dan teknologi. Analisis terhadap berbagai sumber ilmiah menunjukkan bahwa penyebaran paham radikal tidak hanya terjadi melalui jalur tradisional seperti pengajian atau kelompok tertutup, tetapi kini juga berkembang pesat melalui media sosial. Menurut BNPT (2022), sekitar 60 persen proses rekrutmen kelompok ekstrem terjadi di ruang digital melalui narasi yang dikemas secara halus dan emosional.

1. Akar Penyebab Radikalisme Agama

Akar utama dari radikalisme agama dapat dilihat dari pemahaman keagamaan yang sempit dan eksklusif. Nasir (2016) menjelaskan bahwa radikalisme muncul akibat pendekatan tekstual terhadap ajaran agama tanpa memperhatikan konteks sosial dan kemanusiaan. Pemahaman ini sering kali digunakan untuk melegitimasi tindakan kekerasan atas nama agama.

Selain faktor teologis, kondisi sosial-ekonomi juga berperan penting. Ketimpangan pendapatan dan minimnya kesempatan ekonomi memicu munculnya rasa ketidakadilan yang mudah dieksploitasi oleh kelompok radikal. Setara Institute (2023) menemukan bahwa daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi cenderung memiliki kerentanan lebih besar terhadap penyebaran paham ekstrem.

2. Peran Media Sosial dalam Radikalisasi

Perkembangan teknologi digital telah membawa dampak signifikan terhadap pola penyebaran ideologi radikal. Media sosial menjadi sarana efektif bagi kelompok ekstrem untuk menyebarkan pesan kebencian, melakukan rekrutmen, dan membangun jejaring internasional. Menurut Kompas.com (2023), strategi komunikasi kelompok radikal di media sosial dilakukan melalui narasi emosional yang memanfaatkan isu ketidakadilan dan identitas keagamaan.

Fenomena ini menunjukkan bahwa radikalisme di era modern tidak lagi bersifat fisik, tetapi juga ideologis dan psikologis. Oleh karena itu, upaya pencegahan tidak hanya dilakukan melalui pendekatan keamanan, melainkan juga dengan pendekatan edukatif dan literatif, seperti kampanye literasi digital dan moderasi beragama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun