Tujuan sejati kehidupan manusia ialah bertemu dengan Allah. Saat itu semua manusia berhadapan muka dengan Allah (bdk. 1Kor 13:12). Dalam kehidupan sejati, kita "mengenal satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah diutus-Nya" (1Yoh 17:3). Mengenal Allah yang sedemikian dekat hanya mungkin apabila kita mengambil bagian dalam kehidupan Allah sendiri.Â
Di kehidupan yang sekarang, kita masih berjuang untuk mengenal Allah. Meskipun harus diakui bahwa pengenalan akan Allah di dunia sekarang masih samar-samar. Â Yang dapat dilakuan di dunia sekarang ini ialah berjuang. Perjuangan itu tidak lain ialah dengan selalu berusaha melakukan apa yang menjadi kehendak Allah. Yang memungkinkan kita menemukan kehendak Allah ialah Roh Kudus sendiri.
Maka, aktivitas discernment of spirit adalah bagian dari perjuangan itu. Discernment of spirit itu sendiri adalah sebuah usaha untuk mengenal kehendak Allah.Â
Pengenalan akan kehendak Allah di dunia sekarang setidaknya memberikan sedikit gambaran tentang apa artinya kehidupan eskatologis itu. Bila di dunia ini kita berusaha memilih yang baik, yang membawa kita pada suka cita, damai, adil, cinta, dan belas kasih, maka, dapat dikatakan bahwa apa yang telah kita lakukan adalah bagian dari antisipasi dari kehidupan abadi itu sendiri. Dikatakan antisipasi, lantaran kita telah mengecap sedikit kehidupan Allah itu di dunia yang sekarang melalui rahmat Roh Kudus.
D. Discernment of Spirit: "Aktivitas" Merumuskan Dogma
Discernment of spirit bukanlah sebuah pernyataan dogmatis. Namun discernment of spirit adalah tindakan yang merumuskan semua pernyataan dogmatis. Penulis katakan demikian lantaran penulis sangat yakin bahwa semua pernyataan dogmatis yang dikeluarkan oleh Gereja mustahil tanpa berangkat dari discernment of spirit yang serius dan disiplin. Misalnya, dogma yang mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah sungguh Allah sungguh manusia. Dogma ini dikeluarkan berdasarkan discernment of spirit para peserta konsili Khalsedon.
Harus diakui bahwa pernyataan dogmatis memang sama sekali tidak berpengaruh pada eksistensi Allah. Allah dalam diri-Nya tetaplah Dia Yang Transenden. Demikian pun dengan pernyataan dogmatis tentang "Maria dikandung tanpa noda dosa" misalnya. Pernyataan ini sama sekali tidak berpengaruh pada identitas Maria.Â
Entah ada dogma atau tidak, bunda Maria tetaplah dikandung tanpa noda dosa. Pernyataan dogma adalah bentuk tanggapan iman manusia terhadap kebenaran itu. Karena pernyataan itu adalah tentang sebuah kebenaran iman, dan yang merumuskannya adalah manusia, maka pernyataan iman itu dirumuskan berdasarkan pembedaan roh yang ketat.
E. Keselamatan adalah Persoalan Keputusanku
Semua manusia dipanggil oleh Allah menuju keselamatan. Inisiatif penyelamatan pertama-tama datang dari Allah. Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Manusia hanya dapat menjawab dan menanggapi panggilan keselamatan Allah. Â Manusia menanggapi Allah berkat rahmat yang dianugerahkan oleh Roh Kudus. Rahmat itu tidak lain adalah iman.Â
Tanggapan manusia atas Allah yang menyelamatkan dengan demikian terkait keputusan iman yang bebas dan tanpa paksaan. Orang Kristiani menanggapi Allah dengan berusaha melakukan kehendak Allah yang tentu saja secara defenitif melalui penerimaan sakramen-sakramen. Orang-orang bukan Kristiani dianggap menanggapi Allah melalui niat baik.