Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Sesaat atau Sesat?

8 Juni 2011   04:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:45 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_115088" align="alignleft" width="299" caption="Google.com"][/caption] "Topiknya saja sudah ga bener!" Kata seorang sahabat yang lagi berdisikusi dengan kawaan karibnya.  "Bagiaman ente bisa bilang cinta sesaat, yang namanya cinta itu abadi bro!" Lanjutnya kemudian.

"Ya tapi, aku mengalami itu bro. Di kantor aku alami. Dunia maya aku alami juga. Tetapi setelah aku menjalani itu beberapa bulan, aku kembali lagi ke cinta ku yang sebenarnya"

"Nah ente yang ga bener otaknya bro. Nambah-nambah lagi arti cinta. Udah bikin ane bingung dengan  istilah sesaat, ente kembali lagi soal cinta sebenarnya. Maksud ente apa nih? Ada berapa difinisi cinta di kepala ente bro ?"

"Aku ga tau bro. Perasaanku cinta itu kabur. Aku sendiri ga tau mendefinisikannya. Tapi yang aku tahu ya seperti itu. Ada yang sesaat ada yang sebenarnya."

"Waduh ente perlu operasi otak kayaknya. Cinta ya cinta. Bilang saja ente bermain asmara dengan khayalan ente, gelora ente, atau apa namanya. Jangan bawa-bawa nama cinta bro. Yang ente hadapi itu cuman mimpi, obsesi atau ego ente sendiri. Mari kita sebutkan itu mimpi. Setuju ?"

"Hmm gimana ya bro. Tapi perasaan aku  itu emang cinta saat berinteraksi dengan mereka di kantor atau di dunia maya."

"Ahh ente bener perlu periksa ke dokter jiawa. Ane minta ente setuju dulu, kalau yang ente alami itu cuman mimpi dan embel-embel yang ane sebutin sebelumnya"

"Hmm ...tapi aku cinta bro !"

"Halah cinta tai kucing ! Cuci otak gih. Dah mandi belom ente ? Mandi sana. Nanti kita bahas lagi !"

***

Dengan penuh keyakinan, setelah mandi. Entah kesurupan apa. Langsung melanjutkan diskusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun