Malam bertasbih..
Tak usah tertuliskan bahasa kegelapan
Karena tak berbilang riuhnya soalan di balik gelap tindih-bertindih
Sampai gemuruh angkasa raya bersinaran doa di atas sejadah usang dan selisih doa insan yang tersesat dalam kegelapan
Lalu...
Di jeda masa sampailah pada titik ingatan dan penyesalan yang panjang...
Kenapa ada satu saja duri yang begitu tajam melukai..
Di tengah jalan kota yang tak terkirakan..tak terpikirkan..
Dan dunia serasa terbolak -balik
Saat sahabat membisikkan urai kata yang melukiskan..pualam yang melenakan jiwa
Satu..dua..tiga..empat...
Hingga jiwa menangis perih..
Oh Pualam .....batu ujian
Yang merundukkan hati pada taubat yang panjang...
Merajut doaÂ
Di atas sejadah yang usangÂ
Riuh angkasa rayaÂ
Bersisian cahaya putih dan hitam
Memancarkan cahaya menembus lazuardi malam
Menjelaskan selisih doa ke atas sana
Di pintu-Nya yang tak bertepi
Tertumpu cahaya hitam dan putih itu
Dipeluk cinta Sang Maha Cinta
Di masukkan ke mihrab asa berlapis lapis cahaya di lapisan dindingnya berlapis cahaya lagi Â
Dalam sekumpulan insan yang letih luruh tenggelam dalam lautan cobaan-NyaÂ
Tetapi kembali dengan pakaian taubat...
Kemudian satu-satu yang memakai pakaian keangkuhan dan kesombongan... Tersia-sia..Tak memahami kenapa Sang Maha Cinta melupakannya...
Duhai Ilahi Rabbi Jangan sia-siakan kami...
Karna Dia sudah bersabda,
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri."(QS.Luqman:18)
Maka tanggalkanlah pakaian kesombongan...yang tanpa tersadari
Yang menjauhkan diri dari Cinta Kasih Ilahi.