Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Unavailable Love | Selesai

10 Mei 2024   21:00 Diperbarui: 10 Mei 2024   22:17 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada banyak kata yang ingin diucapkan,  ada banyak rasa yang sangat ingin diungkapkan. Tapi waktu yang terus berjalan tidak memberikan satu celahpun untuk berucap. Dalam setiap langkah, bersusah payah untuk melupakan,  tapi takdir yang menyebalkan ini datang juga. 

Maya hanya dapat menutup matanya, berpura-pura masih tak sadarkan diri, ini adalah jarak paling dekat dirinya dengan Bintang selama bertahun-tahun. Ini jam istirahat, dan tidak banyak karyawan yang akan datang ke gudang kecuali dirinya. Pintunya sedikit bermasalah, Maya tahu itu. Setiap kali tertutup makan akan otomatis terkunci. Maya punya kuncinya dan dia diam saja seolah pingsan. Berbeda dengan  Maya,  Bintang justru panik. Sebenarnya dia tidak suka dan cenderung takut pada ruangan sempit tapi kali ini dia takut dua kali lipat. Terkurung di antara kardus-kardus dan Maya yang dikiranya pingsan. Lebih dari satu jam laki-laki itu menggedor pintu, dan akhirnya dia lelah. Terduduk di samping Maya dan terdengar terisak. 

"Bintang terisak? Tidak mungkin," sanggah Maya dalam batinnya.  Maya mulai luluh juga, perlahan dia pura-pura menggerakan tangannya. Dan alangkah senangnya Bintang.

"Syukurlah kau bangun, kupikir kau sekarat,"

Maya mengerutkan dahi. "Tidak, saya baik-baik saja. Apa yang bapak lakukan di sini?"


Bintang lupa tujuan utamanya datang ke tempat itu. "Maaf, aku juga lupa. Tapi masalahnya sekarang kita terjebak di sini, aku nggak bawa ponsel, apa kau membawanya?"

"Apa kalau saya membawa ponsel, saya akan dilaporkan? Bukankah karyawan seperti saya tidak diizinkan menggunakan ponsel saat bekerja?"

"Maaf," ucap Bintang terdengar menyesal. "Tapi sungguh aku nggak mau kita terjebak di sini semalaman. "

Baca juga: Datang Lebih Cepat

"Ya, saya tahu. Mana mungkin Anda mau bersama saya barang satu menit. Bukankah ini obrolan terlama kita selama saling mengenal? "

"Maaf, kau benar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun