Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Unavailable Love | Bagian 2

5 Mei 2024   19:36 Diperbarui: 5 Mei 2024   19:46 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak lama setelahnya, sebuah pesan singkat datang. Maya membacanya dengan serius. Hatinya bimbang. Wulan sungguh baik hati, tapi Maya tidak tahu harus bagaimana mengatur mimik wajahnya jika bertemu Bintang di tempat itu. Maya baru saja bertemu dengan Bintang beberapa jam lalu. Dia lelaki yang tidak pernah tidak terlihat tampan di mata Maya. Tapi kejadian di tempat kerja membuat Maya tidak punya muka di hadapan Bintang. Bintang adalah manager baru di tempat Maya bekerja. Maya menumpahkan secangkir kopi ke kemeja sang manager di hari pertamanya bekerja. 

"Apa aku pura-pura tidak ingat saja apa yang terjadi hari ini?" gumam Maya.  Berkali-kali dia menghela napas. "Aku tidak tahu harus berkata apa, seperti maaf saja tidak cukup. Aku sungguh malu sekali," gumamnya lagi, kali ini dia punya lawan bicara yaitu seekor kucing miliknya. Mikki. 

Maya akhirnya pergi ke pesta ulang tahun Wulan. Apa yang dia khawatirkan sungguh berlebihan,  sepanjang acara tidak ada yang begitu peduli dengan kehadiran Maya kecuali Wulan. Bahkan Bintan tidak sekalipun melihat ke arah Maya.

"Terima kasih karena kamu mau hadir," ucap Wulan.

"Maaf jika beberapa kali aku tidak dapat datang.  Aku juga berterima kasih karena kamu sudah mengundangku." Maya memeluk Wulan. "Selamat ulang tahun," bisiknya.

"Apa kamu akan pulang sekarang?" Wulan memasang wajah sedih.


Maya mengangguk. "Aku tidak bisa pulang terlalu larut."

"Izinkan Kak Bintang nganterin kamu, ya?"

Maya menoleh ke arah orang yang di maksud. Dia tengah berbincang dengan ayahnya. "Tidak terima kasih. Pasti beliau juga lelah, akan sangat merepotkan jika harus mengantarku."

"Kemana perginya Maya yang aku kenal? Bukankah seharusnya kamu kegirangan?" Goda Wulan.

Maya tersenyum tipis. "Aku mungkin sudah bukan lagi Maya yang dulu," ucap Maya datar. Wulan tertegun. Benar dia bukan lagi Maya yang dulu, sekarang Maya lebih tenang dan dewasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun