Mohon tunggu...
umiaselan
umiaselan Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa FPIK, Prodi Ilmu Kelautan Universitas Pattimura.

Sedang menggambar hati untuk menyiapkan hati pada Sang Pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Angin Kehidupan

18 Oktober 2018   11:00 Diperbarui: 18 Oktober 2018   11:18 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tepi pantai, ombak melambai dengan senyumannya

Dengan ramahnya ia menyapa, sedang apakah wahai engkau nelayan?? Mengapa hanya berdiri dengan menatapku?

Ayo! Ayo ikutlah bersamaku kita bermain dan bernyanyi bersama

Ceritakanlah kepadaku apa yang ada di benakmu, tak usah kau ragu melepaskan semua beban yang kau pikul

Dayunglah perahu . . .

Jangan berhenti mencari arah angin yang bersembunyi menyembunyikan wajahnya seakan bermain petak umpet

Mengapa engkau berhenti mencari? Apakah engkau sudah lelah mencari wajah sang angin kehidupan?

Mendayunglah dengan sekuat tenagamu wahai nelayan!

Disana, di tempat yang kau tuju sang angin kehidupan sedang menantimu yang siap menerbangkan segala keluh kesahmu wahai sang nelayan

Jangan takut dengan ombak yang bergelora dan mendatangkan badai

Sesungguhnya gelombang itu kan meredah saat memeluk pantai

Poka_18Oktober2018

#mata_omo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun