Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Getir dalam Bisu

5 Mei 2024   04:05 Diperbarui: 5 Mei 2024   06:26 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana gelap gulita nan bisu (Pengtree.com)

Oleh: Umi Kulsum

Langit gelap berpayung awan,
Hujan akan turun berkejaran,
Gelap gulita suasana,
di jalanan nan luas basah kuyup tanpa rupa.

Menelisik kehidupan yang ada,
menghampiri ribuan masalah menimpa,
Tegar menjelma meraup segala asa,
Hempaskan kesedihan yang melekat erat.

Tak terasa hati kosong menyoroti ruang,
Terbayang semu meniti rindu,
Bayangan seberkas cahaya menghampiri,
Pagi kubuka mata sendu menyusup kalbu,
Menahan rintih dan perih membeku,
Hapuskan air mata memandang pesonamu,
Menanti jawab dalam do'a bisu,
Teruslah melangkah pasti akan dilalui.

Aku di sini mencuri waktu,
Udara pekat oleh hujan lebat,
Jalan gelap tiada tara kutemukan getir,
dalam lautan biru yang menderu haru.

Kita saksikan bersama kala itu,
Begitu duka menghampiri dalam luka,
Mencoba terima apa yang ada,
takdir mampir bertahta dalam relung jiwa.

Aku mencoba bangkit dalam lamunan kabut,
Mengingat masa silam yang terulang,
Ku abadikan dalam sanubari hidup terkenang ,
Melintas bayangan cerah dalam angan terdalam.

Kebumen, 5 Mei 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun