Kami manusia berkumpul di pijakan Bumi, bersama merayakan terbitnya terang dari seorang wanita nan lampau pernah hidup dalam kegelapan.
Puisi yang berkisah tentang perjuangan Kartini di era sekarang yang tak lupa pada kodratnya
Melam menjelang Lebaran ditemani kopi hitam. Seperti gelapnya, tanpa bintang. Hanya aku dan kopi di malam ini.
Semua rumah tampak gelap, Hingga sampai Ibu terbangun.
Dalam kita yang terus berharap dan percaya. Bahwa setelah gelap, terang akan menyingsing kembali.
"Terang" pada siang hari di Bumi terjadi karena selain disinari Matahari, Bumi juga punya atmosfer.
Gelisah yang menemani kala hati sedang sepi. Baca selengkapnya di sini
Saat laparApa yang dipikirkan?Ya, segera makanDan, kenyang!Tetapi, ketika sudah kenyang,Siapa yang dipikirkanDan, apa yang akan dilakukan?
Angin dingin menusuk tulang, Membuat bulu kuduk berdiri.
Ku lalui hutan rimba yang liar, Melintasi lembah berbatu dan terjal
Hampa yang menyelimuti raga akan rindu yang terpendam dari cerita masa lalu yang kelam
Cahayamu kini hampir redup, angin telah mengikis tubuhmu
Di belantara gelap, diam merajalela Seperti rahasia yang tak ingin terungkap…..
Andi dan Simba: Perjalanan emosi, persahabatan, dan penerimaan dalam senyuman terakhir mereka.
Kisah cinta yang telah pudar seperti bayangan-bayangan di tinggal waktu dalam sunyi yang tenang.
Yang terpendar mimpi twrbaring di Sini Gelap malam purnama yabg hilang
Cahayanya meredup satu demi satu, sinarmu menjadi abu-abu
Hidup dan kehidupan bagai siang dan malam. Ada terang ada gelap. Begitu pula rezeki kita