Renungan seorang insan di tengah kesunyian gelap gulita
Waktu berlalu begitu cepat. Matahari baru saja terbit dan sudah terbenam lagi
Hidup bagaikan uap yang nampak sejenak lalu hilang dan lakukanlah yang terbaik untuk hari ini karena esok kita tidak tau apa yang akan terjadi.
Lihatlah, ada lirih: Aku di hadapanmu
Cahaya itu menghantarkan Lelaki itu ke gerbang baru sebuah harapan. Ia yang dulu gelap, kini memapah seberkas terang. Banyak kisah yang ia tinggalkan
Kini sudah tak senja lagiLangit kelam berubah gemerlap bintang
Aku itu mendung, sedangkan kamu terik. Aku itu gelap, sedangkan kamu oranye.
Berharap sesuatu yang sulit terwujud, memang sangat mengecewakan. Tetapi siapa sangka sesuatu yang dianggap 'kurang' justru menjadi keberuntungan.
Sumber: Gambar oleh Susan Cipriano dari Pixabay Kau mungkin tak faham dan tak mengertiDengan apa yang telah terjadiSemua berlangsung cepat dan tiba-ti
Hampa tak berujung dalam gelap malam, tetap berharap hadirnya cahaya membawa arti baru.
Puisi kesembilan dari sebelas rincian judul puisi tentang Sepeda Pancal Puisi, khususnya tentang Lampu Sepeda Pancal Puisi. Semoga bermanfaat.
Dia yang datang gemerlap saat kita sedang terlelap.
Apa kau pernah melihat bayang? jika iya, maka kau harus melihat ini.
Saat langit Gelap Dan Hujan Turun
Layaknya seperti taman yang selalu diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Percaya?
matahari lebih baik pergibiarkan gelap memayungi
Dalam gelap kelam ku sapa dan sambut dirimu ku tatap masa depanmu
Godaan berpadu kesabaran suka terbatas. Menolak usul tentulah pemakaian masih ada
Diri yang tak berdaya.Mudah terombang-ambing oleh badai takdir kehidupan.
Puisi tentang awal tahun, apakah hari akan cerah atau gelap?