Malam terhampar, sunyi menyelimuti, bintang berkelip, bagai permata di langit.
“Bisikan Jiwa di Antara Bisu” adalah sebuah puisi yang mengeksplorasi dialog batin manusia dengan dirinya sendiri. Puisi ini mengajak pembaca
Diam bukan kata, tapi bahasa jiwaYang hanya bisa dipahami, oleh mereka yang terkoneksi.
Tapi untuk sekarang, biarkan aku berdoa,Agar diamku didengar, di lubuk hatimu yang jauh
Mari kita belajar untuk mengekang lidah
Untuk kita yang masih diam-diam mendoakan sesuatu yang cukup mustahil.
Mengapa Bisu dan Tuli, Bukankah Dapat Membaca, Berbicara, dan Mendengar?
Dalam Bisu Kehilanganmu: Mengapa Kau Menumpahkan Kata-kataku?
Dalam senja yang berdiam, bisu berkisah, Duka dan sukacita, terkunci dalam sepi.
Terpendam cinta, Di dalam dada terpendam sebuah rasa
Terpendam cinta. Di dalam dada terpendam sebuah rasa,Cinta yang tumbuh bagai bunga merah merona.
Di tanah gersang Hening tak lagi mampu menemukan titik persembunyian. Ia terpasung beku dalam bening bisu di balik reruntuhan.
cerita tentang perenungan dan memunculkan ikhtiar syukur yang dapat menyejukkan Kalbu
Aku seorang yang kepalanya sering dihantui sesuatu yang bukan hantu
Mencari pada sudut laut Setiap kata yang terucap Mungkin saja ada kata yang salah diungkap Sehingga riak ombak memecahkan ketenangan
Asrikan tumbuhan, jangan menghancurkan alam, kesejukan udara yang bersih berasal dari hutan yang lebat
Irene Castle dan suaminya Vernon sering tampil sebagai penari dalam film bisu dan turut mempopulerkan tarian modern serta mode rambut pendek wanita.
Florence Lawrence dianggap sebagai wanita pertama yang berakting dalam film yang bermain dalam film bisu tapi karirnya menurun di masa film bersuara.