4. Â Penyelamat (The Rescuer/Penyelamat) - Sejenis kodependensi atau "sindrom pahlawan" (White Knight syndrome).
5. Â Martir (Mirip dengan tipe ke 4) Pemberi yang Haus Pengakuan. Kompleks pribadi martir, bagian lain dari kodependensi.
Yang sering dibahas: Mereka sibuk mengurusi orang lain hingga lupa diri, mencari pengakuan.
Yang fundamental terlupa: Dorongan menyelamatkan berasal dari hati yang empatik. Namun, itu menjadi beracun ketika berubah menjadi kebutuhan untuk "dibutuhkan". Mereka lupa bahwa menyelamatkan seseorang justru sering merampas hak mereka untuk belajar dan tumbuh. Menjadi "berguna" tidak sama dengan menjadi "berharga".
6. Si Performer: Pencari Cinta melalui Prestasi
Yang sering dibahas: Mereka workaholic, narsis, dan haus pujian.
Yang fundamental terlupa: Di balik tumpukan piagam dan pencapaian, seringkali ada anak kecil yang percaya, "Aku akan dicintai jika aku juara." Mereka adalah monument dari kerinduan akan pengakuan tanpa syarat. Mereka perlu diingatkan: "Kamu sudah cukup berharga, bahkan sebelum kamu melakukan apa pun."
7. Si Pengontrol: Pencipta Orde yang Cemas
Yang sering dibahas: Mereka perfeksionis dan sulit mempercayai orang lain.
Yang fundamental terlupa: Kontrol adalah ilusi untuk menenangkan kecemasan akan chaos yang tidak terprediksi. Mereka adalah arsitek yang hidup dalam ketakutan akan gempa. Mereka bukan ingin menyiksa orang lain, mereka ingin merasa aman. Kunci pembebasannya adalah belajar berserah dan mempercayai alur kehidupan.
8. Si Addiktif: Pencari Penghiburan Instan
Yang sering dibahas: Mereka lemah dan tidak memiliki kemauan.
Yang fundamental terlupa: Kecanduan adalah upaya untuk mengisi kekosongan eksistensial atau mematikan rasa sakit yang terlalu besar untuk ditanggung sendirian. Itu adalah bentuk "self-medication" yang salah. Mereka bukan perlu dikutuk, melainkan perlu dituntun untuk menemukan sumber penghiburan dan kekuatan yang lebih dalam dari dalam dirinya sendiri.
9. Si Pengorbn: Pemberi yang Pahit
Yang sering dibahas: Mereka suka mengungkit pengorbanannya.
Yang fundamental terlupa: Pengorbanan yang seharusnya mulia menjadi pahit karena hilangnya kesadaran akan choice (pilihan). Mereka lupa bahwa mereka punya hak untuk mengatakan "tidak". Mengorbankan diri tanpa kesadaran penuh bukanlah pengorbanan, melainkan pelarian dari tanggung jawab atas pilihan hidup sendiri.