Mohon tunggu...
Umar Khayam
Umar Khayam Mohon Tunggu... Penulis

Seseorang pembelajar. Kegiatan saat ini selain menulis juga berprofesi sebagai coach dan terapis energetik dengan modalitas Body Communication Resonance (BCR)

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Melampaui Label: Menemukan Keutuhan di Balik 10 Tipe Karakter Kita

19 September 2025   00:05 Diperbarui: 19 September 2025   00:13 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Melampaui Label: Menemukan Keutuhan di Balik 10 Tipe Karakter Kita*


Sahabat, pernahkah kita merasa terjebak dalam satu peran? Selalu berkata "iya" padahal hati ingin menolak? Atau merasa harus mengontrol segala hal agar hidup tidak berantakan? Atau mungkin, kita justru yang selalu lari ketika masalah datang?

Dalam perjalanan saya mendampingi klien, saya sering berjumpa dengan mereka yang merasa terbelenggu oleh karakternya sendiri. Mereka membaca tentang "10 Tipe Manusia" yang populer ini---People Pleaser, Si Agresif, Si Penghindar, dan lainnya---lalu dengan sedih berkata, "Saya ini Si People Pleaser, ya? Sudah takdir saya seperti ini."

Di sinilah kita sering kali melupakan hal yang paling fundamental: tipe karakter ini bukanlah identitas akhir kita, melainkan bahasa yang digunakan jiwa kita untuk berteriak tentang luka yang perlu disembuhkan. Mereka adalah topeng yang kita pakai untuk bertahan hidup, bukan wajah asli kita.

Mari kita lihat dengan kaca mata yang lebih dalam dan penuh kasih.

1. People Pleaser (Penyenang): Pencinta yang Lupa Diri

Yang sering dibahas: Mereka takut konflik dan butuh validasi dari luar.
Yang fundamental terlupa: Di balik topeng "penyenang" itu, sebenarnya ada jiwa yang sangat pengasih dan harmonis. Masalahnya, cinta mereka teralihkan dari diri sendiri. Mereka lupa bahwa mengasihi diri bukanlah keegoisan, melainkan sumber kekuatan untuk mengasihi orang lain dengan tulus, tanpa kelelahan dan kebencian yang terpendam.

2. Si Agresif: Pelindung yang Terluka

Yang sering dibahas: Mereka pemarah, kasar, dan ingin menang sendiri.
Yang fundamental terlupa: Agresi hampir selalu adalah tameng dari rasa takut yang sangat dalam. Bayangkan seorang anak kecil yang ketakutan lalu meneriakkan suara sekeras-kerasnya agar terlihat besar. Mereka adalah "pelindung" yang traumatis. Mereka butuh belajar bahwa kelembutan bukanlah kelemahan, dan kekuatan sejati tidak perlu diuji dengan mengintimidasi.

3. Si Penghindar: Penjaga Perdamaian yang Lelah

Yang sering dibahas: Mereka menghindari masalah dan tanggung jawab.
Yang fundamental terlupa: Penghindaran adalah strategi untuk menjaga kedamaian internal yang rapuh. Mereka adalah filsuf yang sensitif, yang terlalu cepat membaca potensi sakit dan kekecewaan. Daripada menyebut mereka "pengecut", lihatlah sebagai jiwa yang perlu diajari untuk berani merasa tidak nyaman, karena di situlah pertumbuhan terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun