Mohon tunggu...
Umar Sofii
Umar Sofii Mohon Tunggu... Bukan Siapa-siapa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Lembah Biru Gunung Kawi 07

17 Mei 2025   16:45 Diperbarui: 17 Mei 2025   16:45 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Maaf..." bisikku.

"Nggak apa-apa," jawabnya tenang. "Aku datang ke sini juga biar bisa belajar hidup lagi. Biar bisa mulai dari titik yang baru. Tanpa beban yang lama."

Langit semakin jernih. Angin malam mengalir pelan. Aku menatap bintang-bintang yang berkilauan, dan tiba-tiba merasa bahwa malam ini adalah salah satu malam yang akan sulit dilupakan.

"Kamu percaya nggak kalau... kadang Tuhan pertemukan kita dengan orang-orang tertentu, bukan untuk menjadi pasangan seumur hidup, tapi supaya kita bisa saling bantu bangun dari masa lalu?"

Aku menoleh padanya. Matanya masih menatap langit.

"Mungkin iya," jawabku pelan. "Atau mungkin, kita dipertemukan supaya bisa saling menghangatkan saat hujan deras."

Hanung tersenyum. "Kayak teh panas di malam basah."

Aku tersenyum juga. "Ya. Kayak teh panas di malam basah."

Kami duduk di sana cukup lama, sampai angin malam membawa dingin yang mulai terasa menusuk. Hanung menepuk lengannya, memberi isyarat agar kami kembali ke rumah.

"Besok aku antar kamu ke tempat paling indah," katanya sambil berdiri.

Aku mengangguk. "Oke."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun