Mohon tunggu...
Muhammad Ulil Abshor
Muhammad Ulil Abshor Mohon Tunggu... Penulis - Advokat // Konsultan Hukum

Update tiap Jumat pagi (kalo tidak berhalangan)

Selanjutnya

Tutup

Love

Menikah adalah Nasib, Mencintai adalah Takdir

23 Juni 2023   07:08 Diperbarui: 23 Juni 2023   07:58 2380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar:pxfuel.com 

Lalu, apakah Anda setuju bahwa mencintai adalah takdir?

Menyambung contoh di atas, setelah jadi Pulisi dan menikah dengan perawat. Apakah kesimpulannya mereka berjodoh atau saling mencintai? Tentu saja tidak.

Sebab, mencintai bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan. Banyak yang awalnya bisa saling mencintai dan menerima, namun lambat laun perasaan itu pudar dan saling bertentangan. Bahkan banyak yang akhirnya memutuskan untuk bercerai.

Contoh lain, seseorang yang dijodohkan. Suatu nasib pernikahan yang  direncanakan oleh kedua orang tuanya, bukan direncanakan oleh dirinya sendiri. Bisa saja awalnya mereka tidak saling suka, namun ternyata lambat laun mereka bisa saling memahami dan melengkapi, dan akhirnya saling jatuh cinta dan hidup langgeng selamanya. Artinya, mereka menikah karena nasib (dijodohkan), namun ditakdirkan untuk saling mencintai.

Kesimpulannya, menikah adalah nasib, mencintai adalah takdir. Apakah Anda setuju? Kalau Anda punya perspektif lain, silakan bagikan di kolom komentar. Wallahu A'lam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun