Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Sains-Filsafat tak Bisa Menjelaskan, Apa yang Akan Terjadi Sesudah Manusia Mati?

29 Oktober 2019   08:08 Diperbarui: 29 Oktober 2019   20:03 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images: pinterest.com

Untuk memahami persoalan ke akhiratan misal,tentu bukan metode empirisme yang dipakai tapi metode ilmu hakikat yang dipadukan dengan metode rasionalitas.dan secara keilmuan iman pun tidak akan bisa digapai kecuali dengan memahami landasan keilmuannya

Contoh,munculnya iman pada konsep balasan akhirat itu misal karena secara keilmuan kita faham bahwa perikehidupan dunia dengan kompleksitas permasalahannya itu ternyata tak bisa diselesaikan secara sempurna di dunia sehingga dapat diselesaikan secara tuntas itu  hanya dengan penyelesaian oleh tangan Tuhan di alam akhirat

Artinya,rasionalitas kita dapat memahami kenapa konsep balasan akhirat itu harus ada,dan pemahaman akal itu menjadi jalan bagi tumbuhnya iman-keyakinan akan kebenaran firman Tuhan tentang alam akhirat

Dan artinya,agama memiliki banyak cara-banyak jalan,termasuk jalan keilmuan yang bukan melulu metode empirisme atau rasionalisme tapi metode keilmuan yang diajarkan agama itu paralel dengan yang kita tangkap dengan dunia indera kita serta dapat difahami oleh akal fikiran kita artinya tidak ilusionis-tidak hayali tapi paralel dengan kenyataan sehari hari yang kita tangkap dengan dunia indera kita dan secara rasional konsep nya dapat kita fahami dengan akal kita

Contoh, pemahaman tentang konsep balasan akhirat tidak lepas dari realitas kehidupan dunia dimana kebaikan dan kejahatan adalah hal nyata dan kejahatan yang tidak terselesaikan secara tuntas-sempurna adalah realitas tersendiri juga, sehingga konsep Tuhan tentang balasan akhirat dapat kita fahami dengan akal fikiran kita

Karena jangan salah,tidak sedikit orang yang keliru dalam menyikapi serta memahamkan agama.mereka meminta agama untuk sama persis seperti sains yaitu memberlakukan metode empirisme. mereka ingin penjelasan akhirat misal, disertai bukti empiris langsung dan termasuk hal lain semisal deskripsi tentang saitan dan malaikat

Padahal karena keterbatasan dunia indera itu sendiri realitas itu tidak semua dapat terjangkau dunia indera manusia walau andai sudah dibantu peralatan sains, sebagian realitas tetap tersembunyi sebagai 'alam gaib' dan itu ber makna agar manusia tidak semata bergantung pada dunia panca inderanya semata tapi dapat memfungsikan kekuatan akal fikiran serta mata batin atau potensi potensi ruhaniah untuk menjangkau hal hal yang non fisik atau 'ruang metafisik' istilah filsafat nya

Dengan kata lain kita harus bijak,kapan menggunakan sains-ber filsafat dan kapan mendatangi agama.jangan sampai salah satu mendominasi sehingga yang lain ter abaikan.jangan sampai terhadap segala suatu persoalan misal melulu ingin dan harus menggunakan metode sainstifik atau melulu ingin dan harus menggunakan metode rasionalistik,semua ada tempat-ruang dan waktu nya.artinya semua memiliki fungsi tersendiri dalam kehidupan manusia dan tentu bukan berarti tidak bisa di saling padukan asal masing masing difahami hakikat serta fungsi dan peruntukannya

Kegagalan manusia memahami agama salah satunya diantaranya karena menggunakan standar pemahaman keilmuan yang keliru karena standar parameter keilmuan yang digunakan adalah parameter sainstifik yang serba harus memainkan prinsip empirisme itu. padahal kalau segala suatu harus serba empiris maka makna 'iman' serta 'yakin' dan sekaligus fungsi agama otomatis akan lenyap

Padahal dalam 'iman' itu segala potensi ruhaniah manusia yang melampaui dunia inderawinya terkumpul dan ter ekspresikan. dan itulah yang membedakan manusia dari binatang adalah,manusia dapat mengekploitasi hal yang diluar kemampuan dunia inderawi nya.tapi potensi ruhaniah ini hilang oleh orang orang yang ngotot ingin memberlakukan prinsip empirisme-saintisme-rasionalisme terhadap seluruh persoalan keilmuan serta kehidupan.padahal teramat banyak hal yang tidak bisa dipecahkan oleh manusia dengan peralatan sains-filsafat dan hanya bisa diselesaikan atau dijelaskan oleh sang maha pencipta

Bayangkan kalau semua hal bisa diselesaikan oleh kemampuan inderawi serta akali manusia melalui sains-filsafat maka Tuhan tidak akan memiliki peran sama sekali dalam kehidupan umat manusia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun