Mohon tunggu...
M. ERIK IBRAHIM
M. ERIK IBRAHIM Mohon Tunggu... Mahasiswa - 🏆💪 Berakit-rakit dahulu, berenang-renang Ketepian, Bersungguh-sungguh dahulu, Mendulang Kemenangan Kemudian kemenangan🏆💪
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

🌩☀TerBentur---Terbentur----TERBENTUK☀🌩

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Sedih yang Sudah ku Seduh bersama Kopi

2 November 2022   18:38 Diperbarui: 2 November 2022   18:40 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari CNN Indonesia oleh Christina Andhika Setyanti | Sebuah minuman hangat yang berada diatas meja. 

  • sebelumnya, kutitipkan rindu yang berdebu
  • yang selama ini telah usang dan jadi benalu
  • sebelumnya, kutitipkan air mata ini
  • apabila ia mencari cari

Semalam, aku bercengkrama hebat

membuat detak jantung berdenyut sesaat

menyempatkan menepi ke gerai kopi

sengaja, melerai diri dari rasa sepi

  • hendak kupatri benang merah
  • kala aku sedang marah
  • tat kala kebencian kusimpan dalam sampan
  • yang hampir ku luapkan sebelum ku hanyutkan

Aku meninggalkan rumah

bersama lentera kecil yang ramah

membawa payung dikala hujan melanda

meninggalkan isak tangis lelayung dikala murka

****

malam yang janggal, malam yang terjal, sesekali menepi menyuratkan cerpen dan puisi, dikala sedih yang sudah ku seduh bersama kopi, penuh cinta untuk diri sendiri

*****Rabu, 02/11/2022******

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun