Mohon tunggu...
M. ERIK IBRAHIM
M. ERIK IBRAHIM Mohon Tunggu... Mahasiswa - 🏆💪 Berakit-rakit dahulu, berenang-renang Ketepian, Bersungguh-sungguh dahulu, Mendulang Kemenangan Kemudian kemenangan🏆💪
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

🌩☀TerBentur---Terbentur----TERBENTUK☀🌩

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terpasung di Antara Kayu-Kayu

23 Oktober 2022   12:39 Diperbarui: 23 Oktober 2022   12:43 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini, mentari mulai menyibakkan sinarnya menyengat dibalik bilah-bilah ruangan remang-remang itu. Singup dengan sedikit lentera penerang. 

Didalamnya, ada sekelibat nyawa orang namun bibir mungil nya tiada bisa berbisik apalagi bermuara isak tangis mengusik. 

***

Manakala kakinya terpasung diantara kayu. Apa baginya hidup? Tiada berarti lagi, sekadar membuka kedua kelopak mata

Hanya memandang ruangan yang sama

Suasana yang sama

Itu itu saja... 

****

Seakan welas asih ini melebur kepadanya. Ingin mengulurkan jari jemari. Pertolongan. 

Namun, sejenak bergeming...! Bisa saja membuat nyawa orang sejengkal melayang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun