Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Story Collector

Mō zhe shítou guò hé - Deng Xiaoping | Ordinary Stories, Structural Echoes

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Drama Dacia Arena dan Momentum La Vecchia Signora

23 Oktober 2017   09:49 Diperbarui: 24 Oktober 2017   16:08 1846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sami Khedira, mencetak hat trick perdana ke gawang Udinese | http://www.espnfc.com

Tonight we saw the famous Juventus fighting spirit. Having gone a man down, Juventus regrouped and fought for the victory, showing mental strength and the desire that has been missing from their recent Serie A performances -espnfc.com

Akun resmi Juventus FC di laman twitternya menulis status A night to remember in the northeast. Bravo Bianconeri!

Juventus baru saja menang dramatis di Dacia Arena, markas Udinese, dini hari tadi. Nyonya Tua harus bermain dengan sepuluh 10 orang setelah Mandzukic mendapat kartu merah di menit 26. Kartu merah yang membuat Buffon,dkk bermain bertahan, mengandalkan serangan balik dan maksimalisasi peluang dari eksekusi bola mati.

Juventus sukses menutup laga dengan skor telak 2:6. Walhasil, pada pekan ke-9 ini, Juventus berada di urutan ketiga sesudah Napoli (25 poin) dan Inter (23 poin). 

Sedramatis apa pertandingan melawan klub yang sesudah Antonio Di Natale pensiun, tak terdengar lagi taringnya?

Jika dilihat dari perjalanan Nyonya Tua sejak pra-musim, penampilan di liga domestik dan liga Champions Eropa, kali ini kehadiran pemain-pemain baru adalah transisi krusial di tengah ambisi terus menjaga dominasi di Serie A. Sesudah enam musim berkuasa, kali ini Napoli, Inter dan AS Roma tampak akan mati-matian merusaknya. Mereka tidak banyak mengalami perombakan skuad.

Perbandingan paling dekat adalah AC Milan yang mendadak jor-joran di bursa transfer kemarin sesudah dana segar konsorsium asal Tiongkok masuk. Mereka bahkan membeli Bonucci, menjadikannya kapten tim, dan konon, sampai harus mengubah sistem bermain demi pemain yang lihai melepas umpan dari belakang. 

Tentang aktivitas transfer musim panas Milan, sebagaimana diberitakan espnfc.com, Berlusconi mengatakan, "I don't understand their summer transfer activities. Never before have a club signed 11 new players. With all that money, couldn't they have bought a top player?"

Mantan bergelimang prestasi memang lekas melepas nyinyir. Masalahnya, fakta lebih membenarkan nyinyir si mantan. Hingga pekan ke-9, anak asuh Montella sudah menderita 4 kekalahan. Tercecer di peringkat ke-11, di bawah Fiorentina dan Torino. Uang banyak malah membuat Milan sementara mengenaskan. Transisi regresif pada klub Italia yang paling banyak juara liga Champions Eropa ini mungkin akan berujung pemecatan jika Milan kalah melawan Chievo pada pekan ke 10, 26 Oktober nanti. Chievo berada tiga strip di atas pada papan klasmen. 

Pada pekan ke-11, Juventus akan bertandang ke San Siro setelah menghadapi Societ Polisportiva Ars et Labor 2013 (SPAL). Milan yang kembali menuai hasil seri melawan Genoa akan menguji tanpa Bonucci yang terkena kartu merah. Dua skuad transisional akan bertemu. Walau dari perkembangan terakhir, Juventus jauh lebih baik di Serie A, Milan tetaplah raksasa yang sementara berjuang menghentikan pengerdilan dirinya sendiri. Ironis, Men!

Yang terjadi di Juventus adalah transisi dengan masih banyak wajah lama yang menghasilkan enam Scudetto beruntun. Transisi ini juga berhubungan dengan transformasi taktik Juventus di tangan Allegri. Dari superioritas 3-5-2 ke 4-2-3-1. (Ulasan amatiran yang lebih lengkap bisa dilihat pada artikel saya, Menakar Skuad Juventus Musim Depan) yang tidak terlalu mengalami banyak guncangan.

Momentum Menginjak Gas!

Dari kemenangan Juventus tadi malam, saya mencatat dua hal penting. 

Pertama, malam tadi adalah gambaran jika lini gelandang Juventus belum bisa tampil sesuai levelnya jika Pjanic-Khedira sedang berhalangan. Tanpa keduanya, sepekan yang lalu, Lazio berhasil menghancurkan keperawanan Allianz Stadium, Turin. Kala itu, Khedira bermain dengan Bentancur dan Matuidi. Sebelum takluk di kandang untuk pertama kalinya sejak pindah markas, Nyonya Tua hanya bisa merebut satu poin dari lawatan ke Atalanta. Di laga ini, Bentancur dan Matuidi bermain sejak menit awal.

Di markas Udinese, walau dikepung sepanjang pertandingan, duet keduanya mampu menjaga ruang tengah nan rapat sembari tetap dinamis. Khedira bahkan mencatatkan hat trick pertamanya di Serie A. Pjanic membuat gol penutup lewat tendangan dari luar kotak 16. Sisa gol lahir dari bunuh diri dan kepala Rugani. Tentu saja ini dilengkapi oleh penyelamatan khas Super Buffon dan padunya kinerja empat back

Kedua, lini serang yang segar di musim ini belum lagi memberi alternatif bagi pakem Dybala-Mandzukic-Cuadrado-Higuain. Dari daftar pemain dengan menit bermain terbanyak, Blaise Matuidi adalah pemain baru yang masuk 10 besar dengan total 573 menit disusul Rodgrigo Bentancur (304 menit). Penyerang sayap Douglas Costa yang dipinjam dari Bayern Muenchen di urutan ketiga dengan menit bermain 260. Costa lebih bagus dalam rating (6,81 berbanding 6,74 dan 6,60). Bernardeschi yang gemilang bersama Fiorentina musim lalu belum banyak mendapat kepercayaan. 

Artinya coach Allegri baru memberi ruang bagi pengayaan di lini tengah. Selain kondisi cedera yang bergantian hadir menerpa Khedira dan Pjanic atau Marchisio, Costa dan Bernadeschi masih harus berjuang agar dapat menjadi alternatif ketika Dybala-Mandzukic-Higuain buntu atau cedera. Dybala sendiri telah memulai musim dengan baik, menciptakan 10 gol dan menempati posisi kedua di bawah Icardi di daftar top skor Serie A.

Dua kondisi transisi ini mungkin bisa menjelaskan jika kemenangan 10 orang atas Udinese adalah drama permulaan bagi progres berikutnya (dengan dijauhkan dari skandal, plizz). Dengan start bagus yang ditunjukan Napoli, Inter dan Roma atau Lazio, suasana kompetisi domestik kini lebih sengit. Sebab itu, ujian daya tarung Nyonya Tua paling asik rasanya baru akan terjadi di musim kali ini. 

Menghadapi Milan di rumah yang masih dipakai berdua dengan Inter itu, Juventus wajib menang. Nyonya Tua akan datang dengan skuad yang lebih stabil secara mental dan secara permainan, kohesivitasnya masih dikawal pasukan lama. Sementara Milan, dalam tiga partai terakhir, menelan satu kekalahan di Derby della Madonnina dan dua hasil imbang di kandang. 

Hanya kemenangan yang akan mempertegas bahwa progres tim tengah menginjak gas. Drama Dacia Arena adalah momentumnya. Milan adalah calon korban berikutnya. 

Sebagai Juventini adalah lebih baik melihat Nyonya Tua berada dalam kondisi persaingan sengit nan menegangkan sepanjang musim hingga memenangkan gelar. Cerita bahagia juara 6 musim beruntun minus piala Champions rasanya hambar kalau bukan membosankan.

Ehe.

*** 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun