Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Demokrasi Jalanan: Ketika Kedaulatan Rakyat Menjadi Nyata

29 Agustus 2025   18:18 Diperbarui: 29 Agustus 2025   18:18 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi massa di depan gedung DPR. (Sumber: kompas.com) 

Model ini dapat meminimalkan risiko, memfasilitasi dialog, dan menjaga demokrasi tetap hidup tanpa mengganggu ketertiban kota.

Efektivitas Demonstrasi: Data dan Strategi

Riset LIPI (2020) menunjukkan bahwa sekitar 40% kebijakan yang diprotes melalui demo akhirnya direvisi, jika aksi tersebut dikawal dengan:

1. Fokus isu yang jelas

2. Alianisasi sosial yang solid

3. Resonansi media - fisik dan digital

Ini menunjukkan bahwa opini terbentuk bukan hanya dari jumlah massa, tetapi juga dari kualitas strategi komunikasi dan politisasi isu.

Kedaulatan Tetap Milik Rakyat

Slogan “Kedaulatan Masih di Tangan Rakyat!” bukan sekadar rangkaian kata, tetapi call to action. Jika negara gagal merespons aspirasi secara serius, rakyat akan terus mengambil kendali baik lewat dunia digital maupun jalanan.

Gelombang demo Agustus 2025 adalah bukti bahwa demokrasi belum mati. Pembicaraan bukan hanya tentang kebebasan menyampaikan pendapat, tapi tentang hak hidup, pengakuan publik, dan keadilan. Ruang publik dalam arti fisik dan digital menjadi panggung utama bagi rakyat saat sistem formal kerap bungkam.

Penutup: Ruang Publik sebagai Mastermind Demokrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun