Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Disiplin vs Realitas Sosial: Ketika Hujan Jadi Alasan Anak Bolos Sekolah

19 Agustus 2025   09:59 Diperbarui: 20 Agustus 2025   13:02 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan sebagai Guru Kehidupan

Sesungguhnya, hujan menyimpan banyak pelajaran. Ia mengajarkan kesabaran, ketekunan, bahkan keberanian untuk menghadapi tantangan. Bagi anak-anak, hujan bisa menjadi momentum belajar bahwa hidup tidak selalu berjalan mulus. Ada hambatan, ada ketidaknyamanan, tapi tanggung jawab tetap harus dijalankan.

Pertanyaan "bolehkah tidak masuk karena hujan?" sejatinya bukan soal boleh atau tidak. Pertanyaan yang lebih penting adalah: apakah anak-anak kita sedang belajar tanggung jawab, atau justru sedang dibiasakan mencari alasan? Karena tidak ada jaminan esok hari tidak ada hujan lagi. Bagaimana jika ternyata esok hari juga hujan? Apakah harus izin lagi?

Penutup

Pada akhirnya, disiplin dan realitas sosial bukanlah dua hal yang harus dipertentangkan, melainkan dipadukan. Disiplin tetap harus ditanamkan, karena ia adalah bekal utama menghadapi masa depan. Namun empati terhadap realitas sosial juga penting, agar kita tidak abai pada kondisi nyata yang dihadapi siswa.

Hujan mungkin membuat jalan licin, pakaian basah, atau langkah tertunda. Namun, dari derasnya air langit, ada pelajaran berharga: hidup tidak selalu menunggu cuaca cerah. Jika anak-anak mampu belajar bertanggung jawab meski hujan mengguyur, maka kita sedang menyiapkan generasi yang tangguh, disiplin, dan berempati.

Hujan bisa jadi alasan. Tapi lebih dari itu, hujan juga bisa jadi guru.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun