Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Ekonomi 'Rojali': Apakah Mall Sebenarnya Untung atau Rugi dengan Kedatangan Mereka?

27 Juli 2025   21:52 Diperbarui: 27 Juli 2025   21:52 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekonomi 'Rojali': Apakah Mall Sebenarnya Untung atau Rugi dengan Kedatangan Mereka? 

Bagi sebagian orang, mall adalah surga belanja. Namun, bagi sekelompok pengunjung yang dijuluki "Rojali" (Rombongan Jarang Beli), mall lebih dari sekadar tempat transaksi. Mereka datang beramai-ramai, menelusuri setiap sudut toko, dan bertanya ini-itu tanpa pernah membawa pulang satu kantong belanjaan pun. 

Fenomena ini kerap dianggap merugikan, tetapi bagaimana jika kenyataannya justru sebaliknya? Mungkinkah para "Rojali" ini adalah pahlawan tak terduga yang diam-diam menopang ekonomi mall?

Fenomena "Rojali" (rombongan jarang beli) seringkali dipandang sebelah mata oleh banyak orang, terutama para pemilik tenant di mall. Namun, jika dilihat dari kacamata ekonomi yang lebih luas, kehadiran para "Rojali" ini justru bisa menjadi aset berharga yang tak terduga. 

Ini bukan sekadar opini, melainkan analisis sederhana tentang bagaimana "Rojali" secara tidak langsung bisa menguntungkan pusat perbelanjaan.

Rojali: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa?

Fenomena "Rojali" sering dicap sebagai rombongan yang hanya membuang-buang waktu. Namun, di balik anggapan tersebut, ada peran tak terduga yang mereka mainkan bagi keberlanjutan sebuah mal. Kehadiran mereka, meskipun tanpa belanja, adalah napas vital yang menjaga ekosistem pusat perbelanjaan tetap hidup. Bisa jadi, mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang sesungguhnya.

Kehadiran para "Rojali" ini menciptakan ilusi keramaian dan kesuksesan yang sangat penting bagi sebuah mal. Mereka mengisi ruang-ruang kosong, membuat mal terasa hidup dan ramai, bukan seperti gedung mati tanpa aktivitas. Keramaian semacam ini mengirimkan sinyal positif kepada calon investor dan tenant bahwa mal tersebut memiliki daya tarik kuat. 

Dengan kata lain, mereka adalah "aset visual" yang tak ternilai, menciptakan persepsi bahwa mal itu adalah tempat tujuan yang wajib dikunjungi.

Sisi Tersembunyi Keuntungan "Rojali"

Secara kasat mata, para "Rojali" memang tidak langsung menyumbang pada omset penjualan. Mereka datang, berkeliling, bertanya, lalu pergi tanpa membawa satu pun barang. Namun, dampak domino yang mereka ciptakan jauh lebih signifikan.

1. Meningkatkan "Foot Traffic" dan Nilai Properti Mall

Bagi investor dan pemilik mall, yang terpenting bukanlah seberapa banyak orang yang berbelanja, melainkan seberapa ramai mall tersebut. Tingginya "foot traffic" atau jumlah pengunjung menjadi indikator utama daya tarik sebuah properti komersial. Mall yang selalu ramai, meskipun dipenuhi "Rojali", akan dianggap lebih sukses dan prospektif. 

Hal ini bisa menaikkan nilai properti mall di mata investor dan membuat harganya lebih tinggi.

2. Daya Tawar Lebih Tinggi untuk Tenant Baru

Mall yang ramai akan memiliki daya tawar yang lebih kuat saat bernegosiasi dengan calon tenant. Mereka bisa menunjukkan data jumlah pengunjung harian yang stabil dan tinggi. "Lihat, mall kami selalu ramai. Meskipun tidak semua belanja, tapi brand Anda akan dilihat oleh ribuan pasang mata setiap hari," begitu kira-kira argumen yang bisa mereka sampaikan. 

Hal ini membuat mereka bisa menetapkan harga sewa yang lebih tinggi, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan pasif mall.

3. "Soft Marketing" dan Peningkatan Brand Awareness

Ketika para "Rojali" memadati sebuah mall, mereka secara tidak langsung menjadi "soft marketer" bagi tenant-tenant di dalamnya. Mungkin mereka tidak membeli, tetapi mereka melihat-lihat, menyentuh produk, dan berinteraksi. Momen ini menjadi kesempatan emas bagi brand untuk memperkenalkan diri. Siapa tahu, di lain waktu, saat mereka sudah memiliki uang, brand itulah yang akan pertama kali mereka ingat dan beli.

4. Potensi "Impulse Buying" yang Tak Terduga

Meski dikenal sebagai rombongan jarang beli, tidak menutup kemungkinan ada satu-dua orang dari kelompok tersebut yang tergoda untuk melakukan "impulse buying". Mungkin hanya membeli es krim, kopi, atau camilan kecil lainnya. 

Pengeluaran-pengeluaran kecil ini, jika dikalikan dengan ribuan "Rojali" yang datang setiap hari, bisa menjadi angka yang sangat besar dan berkontribusi signifikan pada pendapatan operasional mall secara keseluruhan.

Jadi, meskipun "Rojali" tidak membawa keuntungan langsung bagi tenant, kehadiran mereka adalah salah satu pilar yang menjaga agar ekosistem mall tetap hidup. Mereka adalah denyut nadi yang membuat mall terlihat "sehat" dan prospektif. 

Bisa jadi, "Rojali" bukanlah masalah, melainkan solusi yang selama ini diabaikan. Bagaimana menurut teman-teman?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun