Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis | Analis Politik

Menjadi Kompasianer sejak Januari 2019 | Menulis lintas disiplin tanpa batasan genre. Mencari makna lewat berbagai sudut, dari hal-hal paling sunyi hingga yang paling gaduh.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Memilih Prioritas: Gaji Guru atau Makan Gratis?

18 Agustus 2025   06:26 Diperbarui: 17 Agustus 2025   21:26 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemenko PMK tinjau pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jakarta dan Bogor | Sumber Gambar: Kemenko PMK

Belakangan ini, Indonesia dihadapkan pada sebuah dilema besar dalam mengelola anggaran negara.

Di satu sisi, ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kesejahteraan para guru dan dosen, yang merupakan tulang punggung pendidikan nasional.

Di sisi lain, ada juga program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan alokasi dana yang fantastis, mencapai ratusan triliun rupiah, di mana penerapannya belum merata di seluruh tanah air.

Perlu diketahui, total anggaran pendidikan di tahun 2026 nanti, yaitu sebesar Rp757,8 triliun. Dari jumlah ini, diambil sebanyak Rp335 triliun untuk program MBG, dan sebanyak Rp178,7 triliun untuk gaji serta pengembangan kualitas guru dan dosen.

Ketika kedua kebutuhan ini bersanding, sebuah pertanyaan fundamental muncul: mana yang harus menjadi prioritas?

Pendidikan adalah Investasi, Bukan Sekadar Pengeluaran
Pendidikan yang berkualitas adalah kunci kemajuan suatu bangsa. Namun, kualitas pendidikan tidak bisa dilepaskan dari kualitas para pengajarnya.

Gaji guru dan dosen di Indonesia, yang seringkali jauh dari kata layak, menjadi salah satu penghambat utama.

Keterbatasan ekonomi memaksa banyak pendidik untuk mencari penghasilan tambahan, menggerus waktu dan energi yang seharusnya mereka curahkan untuk mengajar dan mengembangkan diri.

Menaikkan gaji guru dan dosen bukan sekadar memberi uang, melainkan sebuah investasi strategis. Dengan gaji yang memadai, profesi guru akan kembali menarik bagi talenta-talenta terbaik bangsa.

Ini akan menciptakan efek domino: guru yang sejahtera, termotivasi, dan fokus akan melahirkan siswa-siswa berkualitas. Inilah fondasi kokoh untuk Indonesia di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun