Kandidat sakti: "Terima kasih atas waktunya. Dari pembicaraan ini, saya jadi punya gambaran lebih jelas. Saya akan mempertimbangkan posisi ini sambil melihat kesesuaian dengan arah karier saya."
HRD (dalam hati): "Lho? Kok jadi dia yang nentuin?"
Inilah puncak dari mindgame. Akhiri wawancara dengan tone seperti investor mempertimbangkan startup. HRD akan mulai mempertanyakan siapa yang sedang menilai siapa.
Dan begitu kamu berhasil membuat HRD merasa "dinilai", kamu resmi menyentuh inti dari mati kutu itu sendiri.
HRD Boleh Hebat, tapi Kamu Juga Punya Daya
Banyak kandidat mengira ruang wawancara adalah ruang ujian. Padahal, itu ruang tawar-menawar. Kamu bukan anak kecil yang ikut lomba mewarnai.Â
Kamu adalah profesional yang membawa waktu, tenaga, dan keahlian, dan perusahaan harus layak mendapatkannya.
Jadi, persiapkan:
- Riset soal perusahaan (lebih dalam dari yang mereka kira).
- Jawaban elegan yang menunjukkan nilai dirimu.
- Pertanyaan tajam yang menggugat struktur dan etika.
- Sikap percaya diri yang tidak dibuat-buat.
Maka niscaya, HRD akan kembali ke ruangannya, membuka laptop, dan mengetik dengan tangan gemetar: "Kandidat ini... bukan main."
Selamat mencoba. Semoga sukses!
***