Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis

Pemerhati Pendidikan dan Pegiat Literasi Politik Domestik

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Sebelum Berutang, Perhatikan Beberapa Hal Ini Terlebih Dahulu

30 Juli 2019   21:30 Diperbarui: 30 Juli 2019   21:42 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kumparan.com

Siapa bilang seseorang tidak boleh berutang? Menurut saya boleh dan sah-sah saja. Karena mereka yang sudah berkecukupan pun tetap berutang, misalnya konglomerat atau pengusaha besar. Namun syarat mutlaknya adalah harus bisa membayarnya sampai lunas di kemudian hari.

Orang yang mengambil keputusan berutang berarti siap menerima segala resiko yang muncul, tidak lari dari tanggung jawab. Saat ini berutang bisa dilakukan dengan mudah, cepat dan lewat cara apa pun.

Bahkan sekarang ada banyak tawaran dari lembaga-lembaga pemberi utang tanpa syarat jaminan, misalnya tidak harus disertai penyerahan dokumen kepemilikan harta benda (sertifikat rumah, tanah, dan sebagainya).

Pokoknya saat ini dana yang diutang dapat diperoleh dalam hitungan jam saja, tidak berbelit-belit, cukup dengan menyerahkan fotokopi kartu identitas.

Sebenarnya kalau dipahami, tujuan dari si pemberi utang yakni untuk membantu mereka yang membutuhkan, di samping ada juga maksud lain umpamanya supaya mendapat keuntungan berupa bunga dari pembayaran cicilan. Oleh sebab itu perlu juga bagi si penerima utang membantu atau memikirkan dirinya sendiri.

Lalu apa yang mesti Anda perhatikan ketika hendak berutang?

Pertama, pastikan jangan berutang dalam jumlah banyak jika belum pernah berutang dalam jumlah sedikit. Maksudnya adalah dengan punya pengalaman berutang sedikit dan sukses melunasinya, dapat dipastikan Anda akan sukses pula melunasi utang besar.

Jadi kalau belum pernah berhasil melewati tahap pertama di atas, jangan coba-coba berutang, apalagi menaikkan jumlahnya.

Kedua, dana utang bukan digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari, antara lain makanan dan minuman, tagihan listrik dan telepon, melunasi traktiran teman atau pacar di restoran, bayar kontrakan, dan lain-lain.

Belum lagi seandainya digunakan juga untuk urusan memoles tampilan agar terlihat ganteng, cantik, kaya, dan seterusnya. Urungkan niat Anda jika tujuan berutang sudah mengarah kepada hal-hal yang konsumtif dan hedonis.

Berutanglah untuk keperluan yang produktif dan memang sangat mendesak. Misalnya Anda butuh modal usaha, di mana konsep dan perencanaanya matang serta progresnya bakal menjanjikan.

Kembali ke poin awal bahwa pengusaha besar pun berutang. Selain untuk modal, utang sejatinya dapat dijadikan sebagai sarana melatih kedisiplinan dan konsistensi, serta cambuk agar berusaha giat dan berbuat lebih baik.

Satu lagi, jangan pula berutang untuk membayar biaya keperluan nikah. Kebahagiaan Anda di hari pernikahan akan berakhir mengenaskan di hari berikutnya. Kado dari para undangan tidak selalu dalam bentuk uang, maka jangan berharap akan balik modal usai pesta.

Ketiga, berutanglah kepada satu pihak. Hal ini akan memudahkan Anda membayar cicilan plus bunga. Termasuk di saat Anda kesulitan melunasinya, hanya pihak itu saja yang memperkarakan Anda di pengadilan.

Keempat, carilah pemberi utang yang punya rekam jejak baik. Artinya lihatlah apakah sudah banyak orang yang berutang di tempat yang sama atau tidak, pelajari apakah si pemberi utang berstatus legal dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan selanjutnya menerapkan perjanjian tertulis berkekuatan hukum. Dengan begitu, Anda tidak akan diperlakukan sewenang-wenang.

Kelima, meskipun si pemberi utang tidak menuntut jaminan apa pun dari Anda, pastikan bahwa Anda memilikinya. Harus ada sesuatu yang bisa Anda serahkan atau gadaikan bila di kemudian hari Anda tidak sanggup melunasi utang.

Keenam, renungkanlah betapa susahnya hidup orang-orang yang memiliki utang. Mereka pasti tidak nyaman karena dihantui rasa cemas, malu dan takut. Kalau Anda ingin hidup lepas bebas, maka sebaiknya jangan berutang.

Cukupkanlah hidup Anda dengan beban utang budi dari orang-orang yang selama ini berbuat baik terhadap Anda.

***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun