Mohon tunggu...
Fery Mulyana
Fery Mulyana Mohon Tunggu... Administrasi - Entrepreneur

Posibilis - Non Delusional

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Elegi Cinta Dua Hati (2)

25 Juli 2019   09:42 Diperbarui: 12 September 2019   18:14 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photographed By: Fery Mulyana


"Hallo sayang.. maaf jika sudah membuat kamu menunggu, tapi aku yakin surat ini akan sampai ke tangan kamu. Kalau surat ini kamu baca artinya aku sudah tidak bisa menyampaikannya langsung ke kamu".


"Sayang, aku masih inget waktu kamu pertama kali sms aku, kamu bilang hallo ibu apa kabar? Sudah makan siang belum? Waktu itu aku jawab ibu tidak makan siang, ibu makannya nasi.. sungguh aku nggak nyangka kalau itu kamu, aku kira itu adalah murid ku  yang memang kerap kali suka sms-in aku pake nomor orang tuanya".


"Sayang.. semenjak aku mengenal kamu, hidupku serasa menjadi berwarna kembali, aku tau mungkin hidupku gak akan lama lagi, aku seringkali mereka-reka kebersamaan kita nanti sambil menatap bulan di atas genting rumah ku, ingin rasanya aku hidup berdua sama kamu, ya hanya berdua.. mungkin di atas bulan sana, maka itulah kenapa aku sering bilang kalau aku ingin pergi ke bulan".


"Sayang.... Terima kasih telah menjadi pelangi dalam hidupku.. aku sangat senang sekali walaupun sebentar.. ini semua, kamu,  akan menjadi kenangan terindah dalam hidupku.. dalam sisa hidupku.."


"Sayang... jangan sedih ya... aku yakin kamu akan sukses seperti apa yang kamu cita-citakan..  aku yakin kamu pasti bisa mendapatkan pengganti aku yang lebih baik, dan pasti akan menyayangi kamu. Life must go on kris.. hiduplah dengan bahagia, jadilah orang yang bisa dibanggakan orang tua dan keluarga kamu kelak. Semoga kita bisa bertemu kembali suatu saat nanti walau dilain dunia.."  


Kris kembali melipat surat itu, menaruhnya dalam amplop pink yang membungkusnya. bagi kris, desy adalah bagaikan bintang jatuh, bagaikan meteor, menerangi gelapnya malam, indah, namun hanya sebersit, singkat tapi berbekas. Dia tidak pernah menyangka secepat itu desy meninggalkannya dan secepat itu pula dia harus mengalami keterpurukan lagi.


Kris tidak pernah tahu dimana desy dimakamkan, usahanya mencari tahu keberadaan keluarga desy pun sia-sia, segala upaya telah ditempuh, termasuk menelusuri keberadaan desy melalui kemenlu dan kedubes Indonesia di korea.


Desy menorehkan cerita tersendiri dalam hati kris. Menjadi prasasti yang akan tetap dijaganya sepanjang hidupnya.. ceritanya menjadi hikmah yang mungkin bisa menjadi pelajaran dan ceritakan  ke anak cucunya kelak. Saat ini kris harus mengubur seluruh perasaan yang pernah ada dalam dirinya dan menutupnya dalam ruang yang terkunci rapat dan membuka ruang lain bagi hati yang mencintainya, seperti pesan desy 'Life Must Go On..' kris tetap berjalan dengan segala sisa-sisa kekuatan di hatinya.

Tribute to DN

11 Agustus 2004

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun