Mohon tunggu...
Tripviana Hagnese
Tripviana Hagnese Mohon Tunggu... Bisnis, Penulis, Baker

Saya seorang istri, ibu rumah tangga, yang juga mengelola bisnis, ada bakery, laundry, dan parfum.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

[Cerbung Episode 9] Goresan Takdi di Atas Kanvas

19 September 2025   16:14 Diperbarui: 19 September 2025   16:14 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Milik Tripviana Hagnese: Goresan Takdi di Atas Kanvas

"Baiklah," jawab Sasha. "Kita ketemu di kafe biasa."

Di kafe itu, Adnan menatap Sasha dengan tatapan yang penuh perhatian. "Kenapa, Sasha? Ada masalah?"

Sasha mengangguk. "Aku... aku tidak tahu harus bagaimana." Ia menceritakan tentang Darius, tentang bagaimana ia memintanya melukis potret Darian, dan tentang bagaimana ia merasa aman dan terancam pada saat yang bersamaan.

Adnan mendengarkan dengan seksama. Wajahnya yang tenang, kini terlihat serius. "Sasha," ucapnya, "aku tidak suka pria itu. Dia berbahaya. Dia ingin mengendalikanmu, Sasha. Sama seperti Rendy."

Sasha terdiam. Ia menatap Adnan. "Tidak," jawabnya, suaranya pelan tapi tegas. "Darius tidak seperti Rendy."

Adnan terkejut. "Apa maksudmu?"

"Rendy memaksaku. Ia ingin aku menjadi apa yang ia inginkan," jelas Sasha. "Tapi Darius... ia memberiku ruang. Ia membiarkanku menjadi diriku sendiri. Ia bahkan memberiku kebebasan untuk memanggilnya apa pun. Ia berbeda."

Mendengar itu, mata Adnan menyipit. Senyum di wajahnya memudar, digantikan oleh ekspresi cemburu yang terang-terangan. "Sasha... kamu tidak tahu siapa pria itu sebenarnya. Kamu harusnya tahu, aku yang paling peduli padamu. Aku yang paling mengerti kamu."

"Kenapa kamu harus membandingkan dirimu dengan Darius?" tanya Sasha, ia mulai merasa tidak nyaman.

"Karena aku takut," jawab Adnan, suaranya meninggi. "Aku tidak ingin kehilanganmu. Kamu hanya milikku, Sasha."

Kata-kata itu, yang seharusnya terdengar romantis, malah membuat Sasha ketakutan. Ia melihat bayangan obsesi yang sama seperti yang ia lihat pada Rendy. Cengkeraman Adnan di tangannya menguat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun