Katering Ayla mulai mendapat pesanan. Tidak banyak, tapi cukup untuk membuat Ayla bersemangat. Ia bekerja keras, dari pagi hingga malam, memastikan setiap hidangan yang ia buat sempurna. Rendy menjadi pelanggan setianya. Setiap minggu, ia memesan katering untuk perusahaannya.
Terkadang, Rendy datang sendiri ke tempat katering Ayla. "Masakan kamu enak sekali, Ayla. Saya sampai heran, bagaimana bisa kamu memasak seperti ini?"
Ayla hanya tersenyum. "Terima kasih, Pak."
"Jangan panggil saya Pak. Panggil saja Rendy. Kita kan seumuran," ujar Rendy dengan nada bercanda.
Ayla hanya tertawa kecil. Seiring berjalannya waktu, usaha kateringnya mulai berkembang. Namun, ia tidak sadar, perhatian Rendy bukan lagi sekadar perhatian seorang pelanggan. Perhatian itu perlahan-lahan berubah menjadi perasaan.
Ayla kembali diuji. Akankah ia membuka hatinya untuk Rendy? Atau akankah ia tetap menutup hatinya, belajar dari semua luka yang sudah ia lewati?
Kisah ini akan terus berlanjut. Apa yang akan terjadi dengan Ayla dan Rendy? Dan mengapa Rendy begitu peduli pada Ayla? Kita akan melihatnya di episode selanjutnya.
Tentu. Mari kita lanjutkan kisah Ayla dengan alur yang lebih mendalam, dialog yang luwes, dan pengembangan karakter yang terus berjalan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI