Brian dengan santainya, tanpa permisi, menyelinap masuk ke bangku panjang, duduk persis di tengah-tengah antara Amel dan Alex! Dia membawa nampan makanannya sendiri.
"Wih, rame nih! Pas nih, cuma di sini doang yang ada tempat kosong!" kata Brian, memasang tampang polos. Padahal jelas-jelas di ujung sana masih ada tempat kosong! batin Amel jengkel.
Amel merengut ke arah Brian, menginjak kakinya pelan di bawah meja (tapi Brian pura-pura tidak merasakan). Brian! Ngapain sih kamu di sini?! Mood makanku hilang!
Alex yang tadinya mau melanjutkan bicara dengan Amel jadi sedikit terganggu. "Lo dari mana aja, Yan?"
"Oh, tadi habis nyari buku titipan abang, Al. Nggak nemu-nemu," jawab Brian sambil mengambil saos. Alex melirik saos yang baru diletakkan Brian di dekat Amel.
"Mel, boleh minta tolong ambilin saosnya?" tanya Alex pada Amel.
Sebelum Amel sempat bergerak, Brian sudah menyambar botol saos itu. "Nih, Al! Langsung aja!" Brian menyerahkan saos ke Alex sambil terus ngomong ngalor ngidul tentang betapa susahnya nyari buku titipan abangnya, menguasai percakapan dan membuat Amel terpinggirkan.
Amel duduk di sana, memakan makanannya dengan kesal, sesekali melirik Brian yang asik ngobrol sama Alex. Nyebelin! Tiap aku mau ngobrol sama Alex, pasti ada dia! Ini kebetulan atau disengaja sih?!
Kejadian lain lagi saat latihan band sekolah untuk acara perpisahan. Pemain gitar utama, Rian, sakit. Mereka butuh gitaris pengganti untuk latihan hari itu. Amel, sebagai panitia acara, celingak-celinguk di depan ruang latihan, mencari kenalan yang bisa main gitar. Alex kebetulan lewat.
"Lagi cari orang, Mel?" tanya Alex. Amel menjelaskan situasinya.
"Oh, gue bisa bantu kok," kata Alex santai. "Kebetulan gue lumayan bisa main gitar."