Mr. X: ...Perilaku Subjek 'Brian' yang menolong Anda, meskipun disertai komentar yang memicu 'rasa jengkel', bisa diinterpretasikan sebagai 'respons protektif' naluriah atau 'tanggung jawab' akibat situasi (melihat Anda lemas, tinggal di komplek yang sama). Kadang, tindakan seseorang yang tampak kontradiktif bisa disebabkan oleh motivasi yang tidak sepenuhnya ia sadari, atau karena ia tidak tahu cara lain mengekspresikannya selain dengan 'interaksi khas' yang biasa ia lakukan dengan Anda.
Mela: Hah? Respons protektif? Tanggung jawab? Dia? Brian? Mr. X serius? Dia kan cuma suka bikin aku jengkel!
Mr. X: Berdasarkan data interaksi Anda, 'rasa jengkel' adalah pola komunikasi dominan antara Anda dan Subjek 'Brian'. Mungkin di balik itu, ada dinamika lain yang belum sepenuhnya terekspos. Amati lebih lanjut.
Amel membaca balasan itu, dahinya berkerut. Analisis AI ini aneh banget. Brian 'respons protektif'? Brian 'tanggung jawab'? AI ini nge-bug ya? Kok bisa-bisanya menganalisis Brian kayak gitu? Tapi perkataan 'amati lebih lanjut' itu terngiang.
Beberapa hari kemudian, setelah insiden pingsan dan curhat ke CRS (yang kini responsnya terasa sedikit... lebih 'hidup'?), Amel dan Brian seperti memiliki 'gencatan senjata' yang canggung. Mereka tidak lagi saling serang secara verbal setiap kali berpapasan. Hanya saling melirik, kadang salah satu tersenyum (senyum Brian biasanya iseng, senyum Amel biasanya kaku), lalu membuang muka.
Suatu pagi di sekolah, Amel menemukan sebuah kotak kue di mejanya. Tidak ada nama pengirim. Di sampingnya, Brian lewat.
"Oh, kue itu ya," celetuk Brian santai. "Itu hasil eksperimen nyokap gue semalam. Nggak tahu isinya apaan. Biasanya sih enak." Brian lalu ngeloyor pergi.
Amel menatap kotak kue itu, lalu menatap punggung Brian yang menjauh. Hasil eksperimen nyokap? Kenapa dikasih ke gue? Terus... dia bilang biasanya enak? Berarti yang gue kasih kemarin... Pipi Amel memerah. Kenapa Brian memberinya kue dari mamanya? Aneh.
Di lain waktu, saat pelajaran Biologi yang membosankan, Amel sekelas dengan Brian (tapi tidak dengan Alex). Amel sedang fokus mencatat saat ia mendengar suara Bu Ratna, guru Biologi yang terkenal sabar tapi bisa mendamprat kalau ada yang tidak perhatian.
"Brian Pratama! Tidur di kelas?! Mau jadi apa kamu?!"
Brian yang ketiduran di meja belakang langsung gelagapan, bangun dengan rambut acak-acakan, mencoba menjawab pertanyaan Bu Ratna tentang fotosintesis dengan kalimat yang tidak nyambung.