Malam larut.
Kamar sederhana tanpa banyak selimut.
Terbangun seorang diri.
Seorang hamba yang sedang diuji.
Lantas dia kembali merenung.
Dalam batinnya berbisik tentang sebuah keinginan.
Ya, ingin menggapai syurga.
Lalu nuraninya berbisik lirih.
"Inikah yang kau mau dari penghambaanmu selama ini?"
"Yang kau katakan ikhlas mengabdi?"
"Kenapa kau masih meminta imbalan syurga untukmu?"
"Di manakah sebenarnya letak keikhlasan dari penghambaanmu?"
"Di manakah sebenarnya kesadaranmu?"
"Inikah yang kau katakan sebuah cinta?"
"Lalu kau berpikir mendapatkan hadiah dari pengorbanan berupa syurga?"
"Lalu kau berharap bisa terhindar dari neraka?"
"Jika akhir penghambaan yang kau lakukan hanya untuk mendapatkan syurga."
"Jika akhir penghambaan yang kau lakukan hanya untuk terhindar dari neraka.Â
"Itukah yang kau sebut sebuah cinta dan penghambaan yang sejati?"
"Jika surga dan neraka itu tidak pernah ada".Â
"Lantas, apakah kau masih mau ikhlas mengabdi dan menghamba kepada-Nya?"