Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Essi Nomor 196: Wanita Menara Dunia

18 April 2021   10:08 Diperbarui: 18 April 2021   10:12 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.aliexpress.com/item/32771532463.html

Essi 196 -- Wanita Menara Dunia
Tri Budhi Sastrio

Sebagian besar orang sangat percaya bahwa pria
     yang diciptakan pertama
Baru kemudian wanita, dengan teknik rekayasa
     dan gaya Sang Mahakuasa.
Rekayasa dan gaya ini kemudian melahirkan untaian
     kata laksana permata  
Untuk memuja-muja tidak hanya kehendak sang
     pencipta tetapi juga wanita
Sebagai hasil rekayasa ciptaan yang konon kabarnya
     tidak ada dua taranya.
Wanita direkayasa dari tulang rusuk pria dan bukan
     rekayasa dari kepalanya
Karena sejumlah alasan yang jelas masuk logika
     dan salah satu diantaranya
Agar wanita tak berada di atas pria karena bukankah
     kepala pusat segalanya?
Kaum wanita juga tidaklah direkayasa dari kaki
     kaum pria karena dampaknya .
Wah bukan kepalang dahsyatnya ... bisa terus
     diinjak-injak selama-lamanya.
Maka dari itu Sang Mahapencipta konon kabarnya
     merekayasa kaum wanita
Dari tulang iga pria karena iga tidak di atas
     dan tidak juga di bawah posisinya.
Iga di samping dan karenanya sejajar dan mungkin
     inilah maksud tujuannya
Agar pria wanita sejajar, sederajat  dan setara
     sepanjang waktu dan masa.
Lebih jauh pertimbangannya iga itu di dekat
     lengan kekar kaum pria perkasa
Karenanya lumrah, rasional, biasa, masuk logika
     jika pria melindungi wanita.
Dan yang lebih istimewa pertimbangannya mengapa
     seperti itu rekayasanya
Karena tulang iga di dekat hati dan jantung pria
     sehingga layaklah jika wanita
Dicintai sepenuh hati dan jiwa apalagi memang
     ini titah Sang Mahapencipta.
Singkat kata itulah wanita dan pria dan sekarang
     wanita adalah menara dunia.

Ada seratus wanita dinobatkan sebagai wanita
     yang pengaruhnya mendunia.
Dan dari Indonesia seorang srikandi masuk dalam
     daftar walau peringkatnya
Hanya pada nomer urut tujuh puluh dua tetapi
     prestasi ini jelas boleh juga.
Sang srikandi yang sebelum meninggalkan
     jabatan menkeu di negeri tercinta
Sempat menjadi bulan-bulanan politisi karena
     perannya di kasus mega dana,
Sekarang berkarya di lembaga moneter dunia
     dan ya perannya mengangkasa.
Selamat wahai wanita nusantara yang ikut serta
     menjadi bagian menara dunia
Walau tentu saja bayang-bayang kasus pidana
     masih saja belum benar sirna.

Di ujung paling atas menara ada seorang Merkel
     yang nama depannya Angela.
Tepat pada urutan berikutnya istri mantan presiden
     yang menlu negara adidaya
Disusul presiden wanita negeri Samba yang akrab
     gunakan nama depan Dilma.
Yah tiga wanita di ujung paling atas menara
     ternyata memang sedang berkuasa.
Yang pertama kanselir, kedua menlu, dan ketiga
     presiden ... bravo kaum wanita.
Program dan sepak terjang wanita di dua peringkat
     pertama memang bisa saja
Ditiru dan diadaptasi di negeri tercinta tetapi
     yang paling mendekati ini bangsa
Mungkin program presiden wanita negeri samba,
     Brasil Sem Miseria namanya.
Brasil Tanpa Kepedihan dengan mudah dapat
     diubah jadi program yang sama
Dan diterapkan langsung Indonesia karena memang
     pada intinya sama serupa.
Perluasan akses pendidikan, jaminan kesehatan,
     pelestarian lingkungan dunia,
Penghapusan kemiskinan, disertai dengan pertumbuhan
     bisnis rakyat semesta
Bersama-sama dengan kreativitas inovasi, bukankah
     juga program Indonesia?
Indonesia Sem Miseria -- Indonesia tanpa kepedihan,
     tanpa kemiskinan massa.
Slogan yang indah ini sudah sejak lama sebenarnya
     ada dalam konstitusi kita
Hanya saja entah mengapa jangankan masuk
     ke dalamnya, gerbangnya saja
Eh ... semakin menjauh dari mata ... dan sekarang
     malah Indonesia Miseria.
 
Essi nomor 196 -- SDA25082012 -- 087853451949

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun