Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Kontemporer: Pembajakan KRI

11 Maret 2021   11:57 Diperbarui: 11 Maret 2021   12:01 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://fineartamerica.com/art/paintings/warship

Beberapa orang kelihatan ragu-ragu tetapi ketika satu dua orang menyatakan setujuan, yang ragu-ragu hilang keragu-raguannya dan mereka menyatakan mendukung rencana si Perwira Mesin.

"Kalau begini, bagus!" kata si Perwira Mesin. "Sekarang kalian dengar rencanaku!" Tanpa disadarinya, petugas bagian mesin mendesak maju agar bisa mendengarkan lebih jelas. "Kita akan membajak kapal perang ini!" desis si Perwira Mesin lirih tetapi tajam.

Hampir semua yang mendengarkan, tersurut mundur. Membajak? Mimpi pun mereka tidak pernah menduga ide semacam itu akan muncul.

"Kalian terkejut?" tanya si Perwira Mesin. "Tidak aneh! Aku sendiri juga terkejut ketika ide itu melintas di benakku. Kalian tahu, tadi malam aku membaca buku yang isinya tentang pembajakan semacam ini. Di buku itu diceritakan bagaimana anak buah sebuah kapal perang memberontak dan menguasai kapalnya cuma karena mereka tidak setuju dengan rencana Kapten Kapal membunuh semua tawanan perang. Nah, apa salahnya kalau ide buku itu diterapkan sekarang. Kalau Komandan ...."

Belum sempat si Perwira mesin meneruskan keterangannya pesawat interkom berbunyi.

"Ah, mungkin dari Komandan," desis Perwira Mesin sambil melangkah ke pesawat penerima. "Dia tentu ingin tahu mengapa aku belum juga melaksanakan perintahnya."

Ternyata benar. Ini jelas terlihat pada perubahan air mukanya. Juga dari cara meletakkan pesawat penerima jelas sekali kalau dia sedang kesal.

"Sialan!" katanya sambil melangkah ke kerumunananak buahnya. "Komandan memberi aku waktu 10 menit untuk menyiapkan mesin dan segera berlayar dengan kecepatan maksimum sesungguhnya!"

Perwira Mesin berhenti sejenak, berpikir keras.

"Hmm," dengusnya beberapa saat kemudian. Dia sudah mendapat ide. "Komandan akan kuhubungi dan kuminta datang ke sini. Akan kukatakan kalau ada masalah pelik yang harus dirundingkan dengannya! Pada waktu itulah kita akan menyergap dan memaksanya mengubah rencana!"

"Bagaimana kalau Komandan menolak datang ke  sini tetapi meminta bapak yang menghadap?" tanya salah seorang awak kapal pada si Perwira Mesin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun