Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Kontemporer: Jangan Berdusta Lagi, Melati

26 Februari 2021   07:39 Diperbarui: 26 Februari 2021   07:48 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.voicesofyouth.org/

"Aku yakin kau butuh bantuanku!" katanya mantap.

Hatiku tiba-tiba teriris pedih. Bukan karena kata-kata itu tetapi karena tiba-tiba teringat Melati. Ah, Melati, desahku berulang-ulang meskipun cuma dalam hati. Kalau seandainya engkau tepati janjimu yang terdahulu mungkin kita berdua tidak akan seperti sekarang ini.

Suyanto yang mungkin melihat perubahan air mukaku tiba-tiba bertanya.

"Engkau bersedih, kawan?"

Aku menghela nafas panjang. Bersedih, tanyanya? Hmm, laki-laki mana yang tidak akan bersedih kalau takdir yang telah digores terpampang jelas di depan mata. Siapa orangnya di dunia ini yang bisa melawan takdir. Melawan dan mengubah nasib mungkin masih punya harapan tetapi takdir? Ya, Tuhan, mengapa mencobai kami dengan cobaan yang begitu berat, yang hampir tidak tertanggungkan ini?

"Hai, jangan bersedih seperti itu," kata Suyanto lagi. "Kau akan bisa menyelesaikan suatu persoalan hanya dengan bersedih. Lupakan Melati dengan janjinya, aku yakin kesedihan akan lenyap dari hatimu."

Aku menggeleng pelan.

"Kau tidak mengerti persoalannya," kataku lirih, "kalau tidak, engkau tidak akan berkata seperti itu!"

"Aku mengerti persoalanmu, kawan!" Suyanto malah bersikeras sekarang. "Meski tepatnya bagaimana aku tidak tahu tetapi janji Melati yang keempat ini pasti tidak berbeda jauh dengan janji-janjinya yang dulu."

Aku kembali menggeleng pelan.

"Maksudmu janji Melati yang sekarang tidak sama dengan janji yang dulu?" desak Suyanto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun