Aku terbangun dalam tidurku. Aku nyaris mengunpat ketika menyadari kejadian yang indah itu hanyalah semuah mimpi. Ya mimpi yang indah bagiku. Aku berpikir seandainya hal itu kenyataan aku adalah orang yang paling beruntung di dunia ini.
Setelah kejadian mimpi itu Aku memutuskan datang ke rumah Nadia dengan harapan sedikit melepas rasa rinduku terhadapnya. Sesampainya disana namun rumah itu seperi tidak ada orang dan puntunya tertutup dengan rapat. Beberapa kali aku mengetuk pintu dan memanggil namun tidak ada jawaban. Â Apakah kamu sudah pindah rumah Nad? Atau kamu sengaja tidak mau bertemu denganku?
Dua hari kemudian aku terkejut dengan notivikasi di Hp ku, aku tidak percaya kalo kamu mengirimkan pesen itu. Aku membaca pesan itu dengan sanagt antusias.
"Maafkan aku Arya, aku tidak tahu kalau kamu datanag ke rumah, saat itu aku lagi berkunjung dirumah nenekku"
"Kamu apa kabar?"
Aku sangat terpaku membaca pesen itu. Lalu aku menelpon dan menceritakan mimpiku saat itu kepada Nadia. Aku dibuat terkejut ketika Nadia menceritakan mimpinya hampir sama dengan mimpi yang aku alami. Apakeh ini pertanya kalo kita akan kembali bersatu? Atau hanya semuah mimpi yang tidak mingkin pernah terjadi?
Setelah aku dan kamu saling bercerita tentang mimpi kita. Hubungan hami semakain dekat. Namun aku masih belum memberikan kepastian untuk dia. Aku bahagia bisa dekat lagi dengan dia namun aku masih takut untuk memulai hubunan lagi. Entahlah apakah aku masih trauma?
4 bulan kemudian Aku rasa menyakinkan hatiku salama ini sudah cuckup. Pada yang cerah hari ini aku bersama kedua orang tua dan keluargaku datang kerumahnya untuk melamar Nadia. Ya kami akan melanjutkan kesah cinta kita dengan adanya ikatan untuk menuju kejenjang yang lebih serius.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI