"Eh i iya aku di sini." jawabku dengan gugup.
"Selamat ya aku udah menjadi milik orang lain semoga kamu selalu bahagia Nad". Ucapku memberikan selamat dengan suara bergetar menahan rasa bergejolak dalam hatiku, ya aku mengucapkan kalimat itu rasanya sakit sangat sakit.
"Haah selamat untuk apa, apa maksudnya?" katanya dengan terkejut.
"Aku sangat tidak sangkup untuk menjelaskan kalo kamu sudah lamaran Nad" kataku dalam hati. Aku tak tau harus ngomong gimana. Kenapa dia berpura-pura seakan tidak tahu maksudku.
"Emm beberapa hari yang lalu kata temanku kamu sudah dilamar dengan orang lain Nad hehe" kataku sambil tertawa kecil menembunyikan rasa sakit ini.
"Haha buka aku yang lamaran, tapi Eva" ucapnya sambil tertawa.
Aku terpana. Kalimat ini jauh dari yang ada dipikiranku. Aku yang mendengeritu sangat bahagia, ya bahagia masih ada kesempatan untuk aku mendekati dia lagi. Terlalu lama aku terdiam membuat ku tidak sadar kalo pangilanya sudah diakhiri oleh Nadia.
Aku terdiam sambil berpikir. kenapa tiba-tiba memutuskan pangilangan? Atau perlu aku meneleponmu lagi? Atau dia lagi bersama cowoknya? Pikiranku semakin tidak tenang dan melayang kemana-mana.
Aku memutuskan membuat secangkir kopi. Tak masalah bukan sedikit menenangkan diri sendiri? Namun aku terkejut ketika menyadari secangkir kopi sudah dingin entah berapa lama aku terdiam.
Satu minggu sedah berjalan namun pikiranku tetap kacau dan aku menjalani hari-hariku dengan menantikan balasan pesean yang aku kirimkan ke Nadia tapi tak kunjung di balas. entalah lah apa alasanya menenda membalasnya.
Di malam yang indah banyak lampu berkelap-kelip di jembatan Ampera aku bertemu dengan dia, Iya Nadia mantan pacarku 2 tahuan yang lalu. aku bertemu dia di jembatan Ampera aku berjalan menyamperi Nadia dengan membawa seikat bunga mawar setelah kami bertemu dan terdiam beberapa saat Nadia lebih dulu memutuskan kontak mata kami. Aku berjongkok didepan memberikan seiket bunga mawar sambil mengucapkan kalimat "I love you Nadia". Disaat Nadia mengambil bunga mawar Nadia hanya diam tidak mengucapkan satu katapun.