Mohon tunggu...
Toto Endargo
Toto Endargo Mohon Tunggu... Peminat Budaya

Catatan dan Pembelajaran Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Remaja: Mengungkap Jejak Spiderman

23 Maret 2025   17:20 Diperbarui: 8 April 2025   11:52 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Nana dan Gilang - ChatGPT AI 

"Selamat siang, Bu!" salamnya buat Bu Nana. Bu Nana berpaling dan menatap remaja putra di depannya.

"Siang Gilang! Kamu sedang belajar apa? Belum pulang ya?"

"Belum, Bu. Sedang belajar-kelompok. Ada PR Fisika dari Pak Ar!" jawab Gilang sopan. Ia bersalaman dengan Bu Nana, seperti kebiasaan para siswa jika bersalaman dengan guru. Cium tangan gurunya. Karena tidak tahu apa yang dikerjakan Bu Nana dan tak ingin mengganggu kepentingannya maka Gilang pun meminta maaf untuk berlalu dari hadapan Bu Nana.

"Maaf, Bu!" katanya kemudian. Badan sedikit dibungkukkan, ia pun melanjutkan perjalanannya untuk buang air kecil.

Bu Nana tersenyum kecil. Ada secerah ide menghampiri benaknya. "Mungkin Gilang mengetahui si Spiderman yang mengotori dinding sekolah ini. Kalau Gilang tidak tahu biar ia menyelidiki kasus ini" pikir Bu Nana.

Gilang anaknya sopan. Pintar. Ia ketua kelas di kelasnya. Ia sangat disegani teman- temannya. Segala tugas sekolah dikerjakannya dengan penuh tanggung jawab. Jika ada kesulitan tak takut-takut untuk segera berkonsultasi dengan guru yang mengajarnya. Hidungnya mancung, rambutnya hitam tebal seperti alisnya. Bajunya selalu rapi. Sinar matanya berkilat-kilat.

"Gilang!" Panggil Bu Nana ketika ia berjalan selesai dari kamar kecil. Bu Nana mendekatinya. Gilang menghentikan langkahnya.

"Ya, Bu!" jawab Gilang sopan. Di jidatnya langsung tergambar simbol tanda tanya besar. "Ada kepentingan apa Bu Nana ini?" katanya dalam hati. Dan Bu Nana merangkulnya. Berjalan ke dinding berbekas telapak sepatu.

"Kamu tahu siapa yang membuatnya?" tanya Bu Nana sambil menunjuk bekas telapak sepatu di dinding. Gilang pun menatap dinding lorong yang jadi kotor itu. Tapak sepatu. Tercetak dari tembok sampai ke langit-langit.

"Tidak, Bu!" jawab Gilang sambil menatap wajah Bu Nana yang tersenyum kecil. Ada bau wangi menyebar dari diri Bu Nana. Gilang memejamkan mata dua detik. Gilang menghayati dengan serius betapa manisnya senyum Bu Nana, "Kalau begitu kau harus menyelidikinya!"

Gilang terdiam. Bagaimana cara melaksanakan tugas ini. Bukan hal yang mudah tentunya. Bagaimana kalau gagal? Apa risikonya jika ia berhasil dan si Spiderman tahu bahwa dialah yang membongkar keusilannya? Mungkin Spiderman akan dendam padanya! Keraguan tampak di sikap Gilang. Bu Nana dapat menangkap keraguan dibenak Gilang, dan ia harus meyakinkan Gilang agar mau berusaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun