Membilur dalam duka,berganti nama piala
Tak pernah tersangkut nama negeriku
Bal balan area Asia Tenggara nan luput
Puluhan pelatih silih berganti
Hanya bisa gapai juara dua
Percik harapan ada di pundakmu pelatih
Kegembiraan menuju tangga juara
Namun asa itu kembali luruh
Tertunduk engkau seraya bergumam
Ucapkan maaf nan tulus
Tentang dentang kegagalan ini
Tak sepenuhnya kami bebankan
Ini semua padamu wahai pelatih
Bertahun tahun lamanya memang regulator
Terus bermasalah
Belum lagi tak pernah beranjak dewasa
Para suporter hingga pembina olah raganya
Acapkali bola berperpagutan dengan kelahi
Bertengkar dimeja tanpa kesimpulan
Prestasi mandeg bertahun tahun
Sudah jemu hadirnya medali emas
Titel juara bagi pasukan merah putih
Tak perlu meminta maaf
Karena kegagalan ini coach
Kami hanya dipaksa melihat
Beruntunnya kegagalan demi kegagalan
Bahkan mungkin ketikaÂ
Kaliber Guardiola melatih pun
Hanya bisa menggeleng
Melihat pemain nasional
Salah umpan melulu
Kebingungan mengoper
Canggung untuk ceploskan si kulit bundar
Entah sampai kapan bersorak
Melihat pemain bergambar garuda
Mendekap piala dengan sumringah
Ah andai kau tahu coach
Ketika kau merunduk sedih
Melihat anak asuhmu gagal cetak gol
Padahal sentuhan lembut punÂ
Sejatinya gol dapat terjadi
Sudahlah coach kami paham
Memang begitulah atmosfir bola negeri kami
Ditonton gregetan tak ditonton penasaran
Akhirnya kesedihan selalu berteman
Entah sampai kapan ini terjadi
Gagal pula hadirkan sebelas pemain
Yang siap bertarung hingga titik terakhir
Bermain dengan penuh wibawa
Membuat pemain lain ciut nyali
Tak perlu meminta maaf coach
Karena kami telah terbiasa
Tersakiti dengan hasil tim PSSI