"Janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan jangan membentak mereka, tetapi ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia" (QS. Al-Isra: 23).
Ayat ini menjadi pedoman agar anak melatih kesabaran, khususnya ketika orang tua yang sudah lanjut usia sering mengulang cerita.
Tugas anak bukan hanya mendengar kata-kata mereka, tetapi juga mengendalikan emosi agar tidak melukai dengan bantahan atau keluhan.
2. Memperbanyak doa dan menyebut nama
Doa "Rabbirhamhuma kama rabbayaani shaghiraa" (QS. Al-Isra: 24). (Ya Rabb, sayangilah mereka berdua sebagaimana mereka menyayangiku ketika kecil), sebaiknya dijadikan bagian dari zikir harian.
Menyebut nama ayah dan ibu secara khusus dalam doa akan menghadirkan kelembutan hati, menumbuhkan kerendahan diri, dan mengikat kembali hubungan batin anak dengan orang tua, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
3. Menghadirkan diri secara fisik dan emosional
Kehadiran anak sering lebih berharga daripada harta.
Menemani orang tua dalam aktivitas ringan seperti berjalan pagi, menemani ke dokter, atau sekadar menelepon secara rutin, merupakan bentuk bakti yang nyata.
Kehadiran emosional, yakni mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberi rasa aman, membantu mereka melewati masa senja dengan bahagia.
4. Meringankan beban finansial dan administrative