Atas Hubungan Persahabatan dan Kekeluargaan
Di tengah derasnya arus kehidupan, kami bersyukur karena dikelilingi oleh jiwa-jiwa baik yang tidak selalu hadir dalam rupa fisik, namun nyata dalam doa, perhatian, dan kasih yang tak pernah putus. Persahabatan sejati tak selalu butuh jarak yang dekat atau tatap muka yang sering, namun mengalir dari ketulusan hati yang tak terbatas ruang dan waktu.
Saya dan istri tercinta ingin menyampaikan rasa terima kasih kami yang paling dalam, kepada sahabat-sahabat kami tersayang. Yang hadir dalam berbagai bentuk: doa yang lembut, sapaan yang menguatkan, dan kasih tanpa pamrih. Kami persembahkan puisi ini sebagai ungkapan syukur dan cinta kepada mereka yang telah menjadi bagian penting dari kisah hidup kami.
Puisi Ungkapan Terima Kasih
Atas Persahabatan dan Kasih yang Menyatu dalam jiwa
Dalam ziarah hidup yang kami arungi bersama,
Saya dan istri tercinta belajar bahwa persahabatan sejati
bukanlah tentang seberapa kerap kita bersua,
melainkan tentang doa yang diam diam mengalir,
dan perhatian yang setia lahir dari lubuk hati para sahabat sejati.
Sebagai wujud syukur yang tak terkatakan,
izinkan kami menguntai bait bait sederhana ini
persembahan bagi sahabat-sahabat tersayang,
yang senantiasa hadir dalam bentuk sapaan hangat,
doa yang tulus, dan kasih yang tak pernah menuntut balas.
Dalam usia yang perlahan menua,
terdapat cahaya cahaya lembut yang tak pernah padam.
Mereka hadir bukan karena darah,
tetapi karena cinta yang bening,
seperti anugerah yang Tuhan titipkan dalam rupa sahabat.
Ananda Andriyanto,
Namamu bermakna "kokoh dan kuat dalam prinsip."
Doamu menyejukkan, bak embun pagi yang setia hadir.
Sapaanmu menembus ruang batin,
menguatkan langkah kami dalam damai dan keteguhan.
Ananda Jujun Junaedi,
Namamu berarti "pemimpin yang penuh kasih."
Dari Bandung yang sejuk, doamu menghangatkan hati.
Kau mengajarkan bahwa kasih persaudaraan
tak kenal jarak, tak tunduk oleh waktu.
Kau adalah lentera dalam sepi yang menyapa diam diam.
Ananda Ari Budiyanti,
Namamu membawa makna "budi luhur dan jiwa yang bercahaya."
Engkau selalu menjadi yang pertama menyambut kabar gembira,
seakan berkata dengan lirih,
“Kebahagiaanmu adalah bahagiaku juga.”