Keterangan foto: Salah seorang yang aktif sebagai Reiki Master adalah Menpan Brigjen.Pol.Taufik Effendi. (pada waktu itu masih menteri aktif. Disamping kiri saya berbaju kemerahan adalah Mayjen. TNI (P)Mulchis Anwar dan sebelah kanan pak Taufik Effendi adalah Kol.TNI (P) M.ilyas Setiabudi,Kedua beliau adalah juga Reiki Master.
Manfaat dari Tehnik Terapi Bioenergi
Apa saja manfaat yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan energy alam, melalui tehnik Terapi Bioenergi ini? Sebelum mengulas tentang manfaatnya, mungkin perlu sekilas penjelasan tentang asal muasal dari Terapi Bioenergi atau yang dikenal secara universal sebagai tehnik penyembuhan Reiki ini.
Tehnik ini berasal dari pegunungan Himalaya, tepatnya Tibet. Yang kemudian dikembangkan secara modern di Jepang oleh dr. Mikao Usui. Hampir bersamaan, dikembangkan juga di dunia barat, oleh seorang wanita Jepang, yang tinggal di Hawai,yang bernama Hawayo Takata. Namun telah mengalami beberapa perubahan .
Sehingga secara garis besarnya tehnik penyembuhan Reiki ini dapat dibagi atas 3 kelompok,yakni :
- Tibetan Reiki
- Reiki Usui
- Western Reiki
Tehnik Terapi Bioenergi atau Reiki ini, dapat dipelajari oleh semua orang dan lintas agama. Tidak ada mantra mantra dan tidak mengacu pada aliran agama tertentu. Aman untuk dimanfaatkan, baik untuk terapi diri sendiri, maupun untuk keluarga dan membantu orang lain. Sejauh ini, tidak ada efek samping yang negative.
Manfaatnya secara umum: menyembuhkan diri sendiri dan membantu menyembuhkan anggota keluarga dan orang lain. Tidak mengunakan peralatan apapun, serta dalam membantu orang lain, sama sekali tidak melanggar etika dan tata krama yang berlaku dimasyarakat.
Di Australia Reiki Berkembang Cukup Pesat
Untuk Reiki Tingkat Pemula biaya untuk belajar adalah 100 dolar atau setara 1 juta rupiah
Untuk Reiki Tingkat Mahir, biaya untuk belajar adalah 200 dolar atau setara 2 juta rupiah
Setelah mendapatkan pelajaran reiki dan di inisiasil, maka orang yang sudah belajar disebut sebagai Praktisi Reiki. Yang setelah memahami dengan baik,dapat memanfaatkannya, baik bagi diri sendiri, maupun untuk membantu keluarga dan orang lain.
Tuntutlah Ilmu Setinggi Tingginya walau ke Negeri Cina Sekalipun
Tuntutlah ilmu setinggi tingginya, walau ke Negeri Cina sekalipun. Itulah yang kami lakukan.Untuk memahami secara mendasar tentang tehnik terapi bioenergy atau reiki ini, saya dan istri, mengkhususkan diri berkunjung ke Tibet, pada tahun 1999. Tibet yang terletak di puncak dunia,sehingga mendapatkan julukan : ”The roof of the world”.
Setidaknya ,dari perjalanan jauh yang kami tempuh ,hingga kepegunungan Himalaya ini, membuat kami lega ,bahwa memang tehnik reiki ini,bukan merupakan ajaran agama Budha dan juga bukan sempalan ajaran agama manapun. Semata mata, merupakan tehnik penyembuhan diri, yang dimiliki oleh Petinggi agama di Tibet dan tidak diajarkan kepada umum.
Dengan menguasai tehnik reiki ini, maka setiap Praktisi Reiki sudah memiliki sesuatu ketrampilan, yang dapat menjadi sarana, bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri dan keluarga, tapi sekaligus dapat menjadi ladang amal disepanjang hidupnya.
Siapa Saja Yang Sudah Belajar Tehnik Reiki ini?
Kalau di Indonesia ada banyak pejabat setingkat menteri dan gubernur ,serta wali kota yang ikut belajar. Namun tentu tidak etis menyebutkan nama nama secara terbuka Pada tahun 2004, di Gedung Departemen Kesehatan RI di Kuningan, juga sudah diselenggarakan: ”In house training reiki” yang persertanya berjumlah 21 orang ,teridiri dati staf menteri Kesehatan, yang nota bene adalah dokter dan dokter specialist di masa jabatan Ibu Sitti Fadillah Supari menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI.
Semoga penjelasan singkat ini,dapat menjadi masukan bagi banyak orang, bahwa diluar medis, masih ada jalan kesembuhan. Dan salah satunya adalah Tehnik Terapi Bioenergi (Reiki)
Iluka, 10.08.2016
Tjiptadinata Effendi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI