Mungkin mereka hanya sedang berdamai dengan sunyi mereka sendiri.
Dan saat kamu mulai nyaman dengan kesendirianmu, kamu juga akan lebih siap untuk hadir sepenuhnya bagi orang lain.
Kamu tak lagi menemani karena takut sendiri, tapi karena benar-benar ingin hadir.
Menutup Hari dengan Sepi yang Damai
Bayangkan malam yang tenang, lampu redup, dan kamu duduk dengan secangkir teh hangat.
Tidak ada notifikasi, tidak ada percakapan, hanya dirimu sendiri dan napas yang tenang.
Mungkin, itulah bentuk kebahagiaan yang paling sederhana, dan paling jujur.
Kesepian tidak akan hilang sepenuhnya dari hidup manusia. Tapi dengan memahami dan menerima kehadirannya, kita bisa menumbuhkan diri menjadi pribadi yang lebih matang, lebih sadar, dan lebih peka terhadap makna hidup.
Menyapa Sepi, Menyapa Diri
Buku Sepi karya Pijar Psikologi bukan sekadar bacaan untuk mengisi waktu senggang.
Ia adalah semacam cermin, membuat kita menatap sisi-sisi diri yang sering kita hindari.
Ia mengajarkan bahwa sepi tidak harus menakutkan, karena justru dari sanalah lahir kedewasaan emosional dan kepekaan hati.
Jadi, jika suatu hari kamu merasa hampa, jangan buru-buru mencari pelarian.