Namun juga tidak semua yang berlabel "amal" otomatis suci dari kepentingan.
Keseimbangan itu penting, antara berinovasi dan menjaga kesucian niat.
Karena kalau dakwah kehilangan ruh, maka teknologi hanya akan menjadikannya hiburan spiritual tanpa kedalaman.
Doa Tak Butuh Bayar, Tapi Butuh Kesadaran
Pada akhirnya, doa adalah ruang paling pribadi antara manusia dan Tuhan.
Ia tak butuh kuota, tak perlu aplikasi, tak perlu transfer dana.
Namun dalam kehidupan modern yang serba cepat, banyak orang mencari perantara, tempat untuk menitipkan doa, sekadar merasa didoakan.
Mungkin di sanalah letak fenomena Yusuf Mansur bisa dimaknai, ia bukan soal doa berbayar, tapi tentang rasa haus spiritual manusia modern yang kadang bingung menemukan jalan pulang.
Doa memang tidak bisa dibeli. Tapi kesadaran untuk berdoa sering kali butuh dorongan.
Dan jika dari kontroversi ini kita belajar untuk kembali mendekat pada Tuhan tanpa perantara uang, mungkin Yusuf Mansur, dengan segala pro dan kontranya, telah menjalankan satu bentuk dakwah yang tak disengaja, membuat kita berpikir ulang tentang makna doa itu sendiri.(*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI