Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Doa Dihargai Rupiah? Inilah Kontroversi Yusuf Mansur! Makna Dakwah di Era Digital

13 Oktober 2025   14:45 Diperbarui: 13 Oktober 2025   14:45 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kontroversi Yusuf Mansur (theasianparent.com/Dela Naufalia)

Namun juga tidak semua yang berlabel "amal" otomatis suci dari kepentingan.

Keseimbangan itu penting, antara berinovasi dan menjaga kesucian niat.

Karena kalau dakwah kehilangan ruh, maka teknologi hanya akan menjadikannya hiburan spiritual tanpa kedalaman.

Doa Tak Butuh Bayar, Tapi Butuh Kesadaran

Pada akhirnya, doa adalah ruang paling pribadi antara manusia dan Tuhan.

Ia tak butuh kuota, tak perlu aplikasi, tak perlu transfer dana.

Namun dalam kehidupan modern yang serba cepat, banyak orang mencari perantara, tempat untuk menitipkan doa, sekadar merasa didoakan.

Mungkin di sanalah letak fenomena Yusuf Mansur bisa dimaknai, ia bukan soal doa berbayar, tapi tentang rasa haus spiritual manusia modern yang kadang bingung menemukan jalan pulang.

Doa memang tidak bisa dibeli. Tapi kesadaran untuk berdoa sering kali butuh dorongan.

Dan jika dari kontroversi ini kita belajar untuk kembali mendekat pada Tuhan tanpa perantara uang, mungkin Yusuf Mansur, dengan segala pro dan kontranya, telah menjalankan satu bentuk dakwah yang tak disengaja, membuat kita berpikir ulang tentang makna doa itu sendiri.(*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun