Lewat akun TikTok-nya, @nikihuruhara, Nikita menyiarkan live streaming panjang yang menohok. Ia menuding produk Reza mengandung zat berbahaya, bahkan menyebut bisa menyebabkan kanker kulit.
Kalimat demi kalimat keluar seperti peluru tanpa kendali. Warganet yang menonton merasa dihibur, tapi bagi Reza Gladys, itu awal dari badai besar.
Video Nikita memancing gelombang hujatan baru. Produk Glafidsya dihujani komentar negatif, dan sebagian pelanggan mulai menarik diri. Reza panik. Dalam situasi penuh tekanan, seorang rekan sesama dokter bernama Oky menyarankan solusi tak biasa,Â
"Coba kasih uang aja ke Nikita, biar berhenti ngomong."
Solusi itu ternyata membuka babak baru yang lebih kelam.
Uang, Ancaman, dan Speak Up yang Disalahartikan
Lewat asistennya, Ismail Marzuki, Nikita dikabarkan menyampaikan pesan kepada Reza, ia ingin berbicara langsung, tapi dengan nada yang berbeda.
Pesan WhatsApp dari Ismail mengandung ancaman halus, jika tidak ada "itikad baik," Nikita akan "speak up." Kata itu, speak up, yang bagi sebagian orang berarti keberanian mengungkap kebenaran, dalam konteks ini menjadi ancaman akan membuka aib.
Ahli linguistik yang dihadirkan dalam persidangan, Makyun Subuki, menjelaskan bahwa kata "speak up" memang bisa bermakna positif atau negatif tergantung konteksnya. Dalam kasus ini, jelas bermakna negatif, sebuah ancaman verbal yang menyiratkan tekanan psikologis.
Takut reputasinya hancur, Reza akhirnya setuju memberi uang.
Nominalnya fantastis, Rp4 miliar.
Uang itu dikirim melalui rekening Ismail, dan dari sana, Rp30 juta diberikan kembali kepada Nikita. Jaksa menilai ini bukti keterlibatan langsung Nikita dalam pemerasan terencana.