Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Polda Metro Jaya Resmi Tahan NM atas Kasus Pemerasan, Pengancaman dan TPPU

10 Oktober 2025   18:20 Diperbarui: 10 Oktober 2025   15:08 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa ahli komunikasi bahkan menyebut Nikita sebagai contoh "celebrity overexposure", terlalu sering tampil dan bicara hingga kehilangan batas antara persona digital dan dirinya sendiri.

Apa yang dulu dianggap hiburan, kini berubah jadi bukti di ruang sidang.

Pelajaran dari Kasus Nikita

Apa yang bisa dipetik dari kisah ini?

Pertama, popularitas tidak kebal hukum.

Sekeras apa pun seseorang di dunia maya, ia tetap terikat oleh hukum yang berlaku di dunia nyata.

Kebebasan berbicara tidak bisa disamakan dengan kebebasan menghina, menuduh, atau menekan orang lain demi keuntungan.

Kedua, media sosial bukan tempat yang netral.

Ia bisa jadi panggung, tapi juga jebakan.

Satu kata, satu emotikon, satu "live" yang emosional bisa mengubah hidup seseorang.

Ketiga, ketenaran adalah ujian karakter.

Ia bisa membuat seseorang dikenal, tapi juga bisa memperlihatkan sisi terdalam yang selama ini tersembunyi. Dalam kasus Nikita, keberaniannya bicara mungkin benar, tapi caranya yang blak-blakan membuat batas moral dan hukum kabur.

Antara Nikita dan Kita Semua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun