Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Jika PKI Menang...

3 Oktober 2025   14:18 Diperbarui: 3 Oktober 2025   13:30 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kemenangan (pixabay.com/Pexels)

Jalanan dipenuhi spanduk merah, mural palu arit di setiap tembok, dan rapat akbar partai hampir setiap minggu. Radio tiap pagi menyiarkan propaganda, "Revolusi kita semakin jaya!" Surat kabar hanya menulis berita keberhasilan, tak ada ruang untuk kritik.

Di sekolah, anak-anak tidak belajar Pancasila. Mereka akan dijejali Marxisme-Leninisme. Sejarah Indonesia ditulis ulang, PKI dipuji sebagai pahlawan, sementara musuh politik dicap pengkhianat.

Dalam kehidupan sosial, semua orang wajib hadir dalam rapat partai, pawai revolusi, atau gotong royong ala kolektif. Absen sekali saja bisa dicurigai sebagai "kontra-revolusioner". Aparat negara mengawasi bahkan percakapan di meja makan keluarga.

Rasa takut pun merayap. Siapa pun bisa ditangkap hanya karena laporan tetangga.

Harapan Rakyat Kecil, Bebas dari Tuan Tanah

Meski begitu, tidak semua akan melihatnya buruk. Bagi sebagian buruh dan petani, kemenangan PKI mungkin awal dari kebanggaan baru. Mereka merasa menjadi bagian dari revolusi dunia. Tidak ada lagi tuan tanah atau majikan yang menindas.

Tapi cepat atau lambat, kenyataan pahit datang, majikan baru mereka adalah negara. Kalau negara menarik habis hasil kerja, tak ada ruang untuk protes. Perlawanan hanya berujung penjara atau eksekusi.

Indonesia di Persimpangan Sejarah

Jika PKI menang, janji keadilan sosial bisa berubah menjadi bencana kemiskinan massal. Indonesia yang dikenal sebagai negeri agraris berlimpah pangan bisa terjerumus dalam kelaparan. Hidup rakyat bukan hanya miskin, tapi juga dicekam rasa takut.

Sejarah berkata lain. Militer mengambil alih, PKI dibubarkan, dan Indonesia masuk ke era Orde Baru. Tentu saja, jalur yang diambil pun penuh masalah, otoritarianisme, korupsi, dan krisis. Namun satu hal yang bisa kita tarik, Indonesia tidak jatuh ke dalam sistem ekonomi komunis total.

Belajar dari Sejarah, Bukan Terjebak Nostalgia

Sejarah memang tidak bisa diulang. Tapi membayangkan skenario "PKI menang" memberi kita pelajaran penting, setiap ideologi yang terlalu ekstrem, apakah itu komunisme total atau kapitalisme liar, selalu menyisakan korban.

Indonesia akhirnya memilih jalan tengah, demokrasi dengan segala kekurangannya. Kita masih berdebat soal keadilan sosial, pemerataan ekonomi, hingga kebebasan berpendapat. Tapi setidaknya, kita punya ruang untuk memperbaiki.

Mungkin itulah berkah terbesar, bahwa kita bisa belajar dari sejarah yang tidak terjadi, untuk menjaga masa depan yang sedang kita jalani.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun